SuaraKalbar.id - Banjir merendam dua desa di wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat yang berada di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia di wilayah setempat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu Gunawan mengungkapkan selain dua daerah tersebut, terdapat tujuh daerah lain di Kapuas Hulu yang saat ini terdampak banjir.
"Data sementara terdapat sembilan desa dan satu kelurahan dilanda banjir, termasuk dua desa di Embaloh Hulu yang merupakan daerah perbatasan," katanya, di Putussibau Kapuas Hulu, Selasa (31/1/2023) malam.
Menurut Gunawan, banjir di sejumlah daerah di Kapuas Hulu terjadi sejak Selasa (31/1) pagi, hingga saat ini debit air masih naik.
Baca Juga:Banjir Genangi Lahan Pertanian di Kecamatan Embaloh Hulu, Warga Terancam Gagal Panen
"Untuk saat ini debit air masih naik, dengan kedalaman rata-rata 50 centimeter hingga satu meter," katanya.
Berdasarkan laporan sementara yang diterima BPBD Kapuas Hulu, total terdapat sembilan desa yang landa banjir diantaranya yaitu, Desa Ulak Pauk dan Saujung Giling Manik berada di Kecamatan Embaloh Hulu daerah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Kemudian, Desa Tanjung Kerja, Desa Nanga Nyabau, Desa Tanjung Lasa, Desa Sibau Hulu dan Desa Sibau Hilir berada di Kecamatan Putussibau Utara.
Sedangkan, untuk Kecamatan Putussibau Selatan terjadi di Desa Tanjung Jati dan Teluk Barak Kelurahan Kedamin Hilir dan di Kecamatan Embaloh Hilir ada satu desa yaitu Desa Belatung.
Menurut Gunawan, banjir disebabkan curah hujan tinggi yang terjadi pada beberapa hari terakhir, sehingga sejumlah sungai meluap termasuk sungai Kapuas.
Baca Juga:Potensi Banjir, 9 Daerah di Kaltim Diguyur Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Rabu dan Kamis Ini
"Kami masih menunggu update data laporan masing-masing desa, selain itu petugas kami juga akan melakukan monitoring kondisi banjir," ujar Gunawan.
Dirinya mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana banjir terutama masyarakat yang berada di daerah pesisir sungai.
Dia juga mengingatkan agar para orang tua untuk mengawasi anak-anak pada saat banjir melanda. (Antara)