SuaraKalbar.id - Banjir melanda Desa Nanga Tepuai, Kecamatan Hulu Gurung, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Berdasarkan data sementara yang diterima, sebanyak 350 rumah warga terendam, dengan 500 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 900 jiwa terdampak dampak bencana alam tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu, Gunawan, mengungkapkan bahwa banjir mulai terjadi pada Jumat (5/1/2024) sekitar pukul 02.00 WIB. Dampaknya, pemukiman penduduk dan sejumlah fasilitas umum terendam, termasuk ruas jalan nasional yang menghubungkan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak, ke Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu.
"Tidak ada korban jiwa, akan tetapi aktivitas masyarakat lumpuh, warga terjebak banjir dan membuat panggung dalam rumah, sedangkan transportasi darat di jalan nasional juga terdampak," kata Gunawan seperti dikutip dari Antara, Jumat.
Beberapa fasilitas umum, seperti Kantor Camat, Posyandu, gedung SDN 01 Nanga Tepuai, SMPN Tepuai, serta fasilitas lainnya, juga terendam banjir. Tim dari BPBD Kapuas Hulu telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pendataan dan evakuasi bagi warga yang membutuhkan.
Camat Hulu Gurung, pihak Polsek Hulu Gurung, dan Koramil Hulu Gurung juga turut serta dalam monitoring, pendataan, dan menjangkau sejumlah rumah warga yang terdampak banjir. Hingga saat ini, kedalaman air diperkirakan mencapai 80 centimeter hingga dua meter.
Gunawan menjelaskan bahwa penyebab banjir adalah intensitas hujan tinggi yang menyebabkan Sungai Tepuai dan Sungai Embau di daerah tersebut meluap.
"Biasanya banjir di Tepuai tidak begitu lama, sebab itu banjir kiriman luapan sungai," ungkapnya.
Meski demikian, Gunawan telah mengadakan rapat untuk merancang langkah-langkah penanganan bencana banjir. Dia juga mengimbau masyarakat agar selalu meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, mengingat curah hujan pada awal Tahun 2024 ini cukup tinggi.
"Tetap waspada, utamakan keselamatan, jika tidak memungkinkan untuk tinggal di rumah, segera mengungsi," imbau Gunawan kepada masyarakat setempat.