SuaraKalbar.id - Hari ini, Indonesia berduka atas kepergian sosok mantan Wakil Presiden ke-9, Hamzah Haz. Pria kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat, pada 15 Februari 1940 ini, menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 09.45 WIB, Rabu, 24 Juli 2024. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arwan Thomafi.
Hamzah Haz meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia politik Indonesia. Mari kita telusuri perjalanan hidup dan kontribusi luar biasanya dalam profil lengkap berikut ini.
Riwayat Pendidikan Hamzah Haz
Hamzah Haz menempuh pendidikan SMP di Pontianak, Kalimantan Barat, dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) yang diselesaikannya pada tahun 1961. Kecintaannya pada pendidikan membawanya ke Akademi Koperasi di Yogyakarta, di mana ia juga aktif dalam Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalbar dan menjabat sebagai ketua dari tahun 1962 hingga 1965.
Setelah lulus, Hamzah melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi, Universitas Tanjungpura, Pontianak. Selama kuliah, ia aktif berorganisasi sebagai ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dari tahun 1965 hingga 1971. Tak hanya itu, ia juga berperan dalam Organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Konsulat Pontianak dan mewakili Angkatan 66 di DPRD Kalimantan Barat.
Karier Politik Hamzah Haz
Karier politik Hamzah Haz dimulai pada tahun 1971 ketika ia mewakili Nahdlatul Ulama (NU) di Gedung DPR/MPR Senayan. Setelah NU bergabung dengan tiga partai Islam lainnya untuk membentuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah menjadi anggota DPR mewakili PPP. Di partai tersebut, ia menjabat sebagai ketua DPP PPP dan kemudian ketua umum DPP PPP pada tahun 1998.
Pada tahun 1998, Hamzah ditunjuk sebagai Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam kabinet Presiden Habibie. Namun, desakan masyarakat agar pemimpin partai tidak menjabat sebagai menteri membuatnya mundur dari jabatan tersebut.
Pada 29 Oktober 1999, Hamzah kembali diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan (Menko Kesra dan Taskin) dalam kabinet Presiden Abdurrahman Wahid. Namun, ia hanya menjabat selama satu bulan.
Puncak karier Hamzah adalah ketika ia terpilih sebagai Wakil Presiden mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri pada periode 2001-2004. Ia berhasil mengalahkan pesaingnya seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Siswono Yudohusodo, dan Akbar Tanjung.
Kiprah Lain di Luar Politik
Selain karier politiknya, Hamzah Haz juga berperan dalam berbagai bidang lainnya. Berikut adalah beberapa posisi penting yang pernah diembannya:
Baca Juga:Eksklusif: Mempawah Peringkat 1 Kualitas Udara Tidak Sehat di Indonesia, Ini Kata Aktivis Lingkungan
- Guru di SM Ketapang (1960-1962)
- Wartawan surat kabar Bebas (1960-1961)
- Pimpinan umum harian berita Pawau
- Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia (1965-1970)
- Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak (1968-1971)
- Asisten Dosen di Universitas Tanjungpura (1968-1971)
- Anggota DPRD Tingkat 1 Kalimantan Barat (1968-1971)
- Anggota DPR RI (1971-2001)
- Wakil Ketua DPR (1999-2001)
Kehidupan Pribadi dan Warisan
Hamzah Haz dikenal sebagai sosok yang sederhana dan berintegritas. Ia menikah dengan Asmaniah dan Titin Kartini, serta dikaruniai 12 anak, terdiri dari 4 laki-laki dan 8 perempuan. Semasa hidupnya, Hamzah selalu menekankan pentingnya pendidikan dan integritas dalam setiap langkahnya.
Jenazah Hamzah Haz akan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Cisarua, Bogor, pada Rabu siang. Kontribusinya yang besar dalam politik dan pendidikan akan selalu dikenang oleh bangsa Indonesia.
Hamzah Haz telah meninggalkan warisan yang tak ternilai dalam sejarah politik Indonesia. Dari karier politiknya yang gemilang hingga dedikasinya dalam dunia pendidikan, Hamzah Haz akan selalu diingat sebagai salah satu tokoh yang berperan penting dalam membangun bangsa ini. Selamat jalan, Bapak Hamzah Haz, semoga amal dan baktimu diterima di sisi-Nya.