Lebih dari Sekadar Ibadah, Begini Masyarakat Kalbar Rayakan Keberkahan Haji dengan Tradisi Lokal

Tradisi haji di Kalbar kaya akan budaya lokal, meliputi Walimatus Safar (syukuran), manasik, dan penyambutan jamaah. Tradisi ini wujud syukur, solidaritas, dan penghormatan ibadah haji.

Bella
Kamis, 15 Mei 2025 | 11:02 WIB
Lebih dari Sekadar Ibadah, Begini Masyarakat Kalbar Rayakan Keberkahan Haji dengan Tradisi Lokal
Ilustrasi jemaah Haji (ChatGPT)

Acara penyambutan sering kali disertai pembacaan shalawat, doa-doa selamat, dan penyajian hidangan khas Kalimantan Barat.

Nuansa kebersamaan sangat terasa, mencerminkan nilai syukur atas kepulangan jamaah dalam keadaan sehat dan penuh berkah.

Air zamzam, kurma, sajadah, dan tasbih menjadi oleh-oleh yang dinantikan oleh keluarga dan tetangga.

Pemberian ini bukan semata-mata suvenir, tetapi dianggap sebagai bentuk keberkahan dari Tanah Suci yang dibawa pulang untuk dibagikan kepada orang-orang terdekat.

Baca Juga:Kabupaten Bengkayang Jadi Tuan Rumah Anugerah Pesona Indonesia 2025, Kalbar Raih 9 Nominasi

Menilik Tradisi Serupa di Daerah Lain

Kekayaan tradisi ibadah haji juga ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Beberapa daerah memiliki cara unik dalam menyambut ibadah haji:

  • Cirebon mengenal tradisi Gentongan Haji, di mana keluarga calon jamaah menempatkan gentong berisi air minum di depan rumah sebagai simbol berbagi berkah dan permohonan doa dari masyarakat sekitar.
  • Di Makassar, dikenal istilah Haji Emas, terutama bagi perempuan yang baru pulang haji dan mengenakan perhiasan emas sebagai simbol kemuliaan setelah menjalankan ibadah.
  • Madura memiliki Asajere, yakni arak-arakan jamaah yang baru tiba dari Mekkah dengan iringan musik tradisional dan doa-doa yang disampaikan secara kolektif.
  • Sementara itu, di Banjarmasin, penyambutan dilakukan dengan lantunan rebana, pembacaan syair-syair shalawat, serta pembagian oleh-oleh khas Arab.

Setiap tradisi ini memperlihatkan bagaimana masyarakat Indonesia menginternalisasi nilai ibadah haji dengan sentuhan budaya lokal yang memperkuat spiritualitas dan kebersamaan.

Tradisi-tradisi haji di Kalbar, bukan hanya memperlihatkan kesalehan individual, tetapi juga kekuatan nilai-nilai komunal dalam menjalankan ajaran agama.

Dari walimatus safar, manasik haji, hingga prosesi penyambutan, semuanya mengandung pesan mendalam tentang syukur, solidaritas, dan penghormatan terhadap ibadah haji sebagai puncak spiritual umat Islam.

Perbandingan dengan daerah lain pun memperkaya pemahaman kita tentang cara-cara unik masyarakat Indonesia dalam menyambut ibadah ini.

Baca Juga:Cemburu Jadi Motif Penyiraman Air Keras terhadap Kabid RSJ Kalbar, Polisi Tetapkan Tiga Tersangka

Kekayaan budaya ini adalah cermin dari harmoni antara syariat Islam dan tradisi Nusantara yang terus lestari dari generasi ke generasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini