2. Manasik Haji: Pembekalan Teknis dan Spiritual
Sebelum keberangkatan, seluruh calon jamaah haji Kalbar mengikuti bimbingan manasik haji yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama.
Dalam sesi ini, peserta mendapatkan pelatihan tentang rukun, wajib, dan sunnah haji, serta simulasi pelaksanaan ibadah seperti thawaf, sa’i, dan wukuf.
Manasik bukan hanya ajang pembekalan teknis, tetapi juga sebagai wahana mempererat silaturahmi antarjamaah, yang umumnya berasal dari berbagai kabupaten/kota.
Kehadiran pembimbing ibadah dan tenaga kesehatan juga membantu jamaah memahami tantangan fisik dan mental yang akan dihadapi selama di Arab Saudi. Semangat kebersamaan dan gotong-royong pun mulai tumbuh sejak tahap ini.
Baca Juga:Kabupaten Bengkayang Jadi Tuan Rumah Anugerah Pesona Indonesia 2025, Kalbar Raih 9 Nominasi
3. Penyambutan Jamaah Haji: Simbol Rasa Syukur dan Kehormatan
Sekembalinya dari Tanah Suci, para jamaah haji biasanya disambut dengan antusias oleh keluarga dan warga sekitar.
Acara penyambutan sering kali disertai pembacaan shalawat, doa-doa selamat, dan penyajian hidangan khas Kalimantan Barat.
Nuansa kebersamaan sangat terasa, mencerminkan nilai syukur atas kepulangan jamaah dalam keadaan sehat dan penuh berkah.
Air zamzam, kurma, sajadah, dan tasbih menjadi oleh-oleh yang dinantikan oleh keluarga dan tetangga.
Pemberian ini bukan semata-mata suvenir, tetapi dianggap sebagai bentuk keberkahan dari Tanah Suci yang dibawa pulang untuk dibagikan kepada orang-orang terdekat.
Baca Juga:Cemburu Jadi Motif Penyiraman Air Keras terhadap Kabid RSJ Kalbar, Polisi Tetapkan Tiga Tersangka
Menilik Tradisi Serupa di Daerah Lain
Kekayaan tradisi ibadah haji juga ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Beberapa daerah memiliki cara unik dalam menyambut ibadah haji: