SuaraKalbar.id - Jamal, warga Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat hanya bisa terduduk lesu. Dalam dua hari, belasan ribu bibit ikan nila di keramba miliknya ditemukan mati mendadak di tepian Sungai Mempawah.
Ketika dihubungi suarakalbar.co.id (jaringan Suara.com), Sabtu (26/9/2020), Jamal membenarkan kejadian ini. Menurut dia, peristiwa matinya bibit ikan nila berlangsung sejak kemarin.
“Asli bang, dari kemarin dan hari ini, sekitar 12 ribu bibit nila saya mati mendadak. Mengapung dalam keramba. Pusing kepala dibuatnya,” ujar Jamal.
Ditanya penyebab bibit ikan mati mendadak, Jamal mengatakan bisa jadi karena kondisi air usai banjir yang menghayutkan rumput-rumput membusuk. Rumput itu membuat kualitas air memburuk hingga tingkat keasamannya tinggi.
Baca Juga: Geger Ibu Aniaya Anak hingga Patah Kaki, Pengacara: Ada Penggiringan Opini
Atau bisa juga, karena sisa-sisa lumpur banjir yang terbawa air di Sungai Mempawah menyerang saluran pernafasan bibit ikan nila, ujar Jamal.
“Lumayan saya rugi ni bang. Kalau diitung-itung bisa Rp 6-7 juta. Tapi mau diapakan, lah, untung ikan yang besar masih hidup,” katanya.
Untuk keramba-keramba lain, Jamal mengatakan tetap aman karena tidak ada yang memasukkan bibit. Ikan yang berukuran besar maupun siap panen, umumnya tahan dengan perubahan kualitas air.
Sementara para pemilik keramba lainnya yang dihubungi, mengungkapkan, jika posisi keramba berada di kawasan Desa Antibar, maka kualitas yang buruk karena banjir memang bisa menyebabkan bibit ikan mati mendadak. Sebab yang turun adalah air dengan keasaman tinggi.
“Tapi kalau di kawasan lebih hulu lagi, misalnya di Kelurahan Pedalaman atau Terusan, relatif lebih aman. Di Antibar bisa jadi air terasa kelat (pahit) karena sisa lumpur atau rumput busuk karena banjir,” kata Heri, pemilik keramba di Terusan.
Baca Juga: Tepergok Bawa Mobil, Pasutri Pengamen Keliling demi Kumpulkan Receh
Ia menyarankan, karena kualitas air belum normal usai banjir, sebaiknya tidak menebar bibit terlebih dahulu.
Berita Terkait
-
Jerome Polin Bantu Siswa yang Tak Bisa Ikut SNBP di Kalbar Tuai Pro Kontra
-
Guru Lalai Input Data, 113 Siswa SMA di Kalbar Gagal SNBP 2025!
-
Prabowo Tinjau Kawasan BLUPPB Karawang, Dorong Swasembada Pangan dan Ekonomi Biru
-
Hilirisasi MIND ID Didukung Rumah Aspirasi, Kemandirian Energi Indonesia Kian Nyata
-
Modal Cuma-Cuma dari Astra, Warga Gang Durian Bertahan Budidaya Ikan Nila Meski Tantangan Menghadang
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi Lagi Rp34.000 Jadi Rp1.846.000/Gram
-
IHSG Naik 5,07 Persen Pasca Penundaan Tarif Trump, Rupiah Turut Menguat!
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
Terkini
-
UMKM Aksesoris Fashion Tembus Internasional Berkat Dukungan BRI
-
Catat! Cum Date 10 April 2025, Siap-Siap Dapat Dividen Rp31,4 Triliun dari BBRI
-
Viral Dokter Residen asal Pontianak Perkosa Penunggu Pasien di Bandung
-
Waspada Beras Oplosan! Ini Cara Membedakan Beras SPHP Asli dan Palsu
-
Polresta Pontianak Bongkar Kasus Pengoplosan Beras SPHP, 6 Ton Disita dan Satu TersangkaDiamankan