SuaraKalbar.id - Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang diluncurkan oleh Perum Bulog menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga beras di masyarakat.
Beras SPHP yang dijual dalam kemasan lima kilogram dengan harga terjangkau, sangat membantu masyarakat, terutama saat harga beras di pasaran mengalami lonjakan.
Namun sayangnya, program mulia ini justru dijadikan celah oleh oknum tak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan secara curang.
Belum lama ini, Kepolisian Resort Kota (Polresta) Pontianak mengungkap kasus pengoplosan beras SPHP yang melibatkan satu orang pelaku.
Baca Juga: Polresta Pontianak Bongkar Kasus Pengoplosan Beras SPHP, 6 Ton Disita dan Satu TersangkaDiamankan
Dalam penggerebekan tersebut, polisi berhasil mengamankan enam ton beras SPHP yang telah dioplos dengan beras jenis menir dan siap diedarkan ke masyarakat.
Modusnya, pelaku mencampur dua kilogram beras SPHP asli dengan tiga kilogram beras lain ke dalam karung SPHP ukuran lima kilogram.
Karung-karung tersebut dipesan secara daring agar terlihat seperti kemasan asli dari Bulog.
Beras oplosan itu kemudian dijual dengan harga hampir setara beras SPHP asli, yakni sekitar Rp62 ribu hingga Rp63 ribu per karung.
Dari praktik ilegal ini, pelaku mengaku meraup keuntungan Rp7 ribu hingga Rp8 ribu per karung.
Menanggapi kejadian ini, Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq, menegaskan bahwa beras SPHP asli selalu dikemas sesuai takaran 5 kilogram dan mengikuti standar kualitas yang ketat.
Jika ditemukan beras dalam kemasan SPHP yang beratnya tidak sesuai, maka dipastikan produk tersebut palsu dan tidak berasal dari Bulog.
Agar masyarakat tidak menjadi korban beras oplosan, berikut ini adalah beberapa tips membedakan beras SPHP asli dan oplosan:
1. Periksa Kemasan Secara Teliti
Beras SPHP resmi dari Bulog dikemas dengan plastik tebal yang mencantumkan logo Bulog, informasi produk, kode produksi, serta label resmi.
Jika kemasan terlihat tidak rapi, warna cetak pudar, atau tidak ada tanda resmi dari Bulog, bisa jadi itu beras oplosan.
2. Timbang Berat Beras
Gunakan timbangan digital untuk memverifikasi berat isi karung.
Berita Terkait
-
Polresta Pontianak Bongkar Kasus Pengoplosan Beras SPHP, 6 Ton Disita dan Satu TersangkaDiamankan
-
Beras Berstiker Ria Norsan-Krisantus Kurniawan Ditemukan di Sambas, Relawan Midji-Didi Laporkan ke Bawaslu
-
Cerita Pilu Pemilik Warung Kelontong Pontianak jadi Korban Pencurian: Kemarin Tabung Gas, Tadi Sore Dua Karung Beras
-
Harga Beras Mulai Turun Tapi Harga Gula Meroket di Sekadau
-
Miris, Ratusan Kilo Beras Bantuan Diduga Membusuk di Gudang BPBD Kapuas Hulu Akibat Tak Disalurkan ke Masyarakat
Terpopuler
- Stefano Lilipaly Rela Dicoret Patrick Kluivert, Batal Bela Timnas Indonesia
- 5 Bedak Murah yang Mengandung SPF: Cocok Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- Patrick Kluivert Coret 9 Pemain Lawan China
- Coach Justin: Artinya Secara Kualitas Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi HP Murah Rp900 Ribuan Terbaik Mei 2025: Spek Ciamik dan Memori Lega!
Pilihan
-
Orang Tua di Sumsel Bawa Anak Pemakai Sabu ke Barak Dedi Mulyadi, BNN: Cara Ini Salah!
-
BYD Bantah Tudingan Sedang Alami Krisis: Kami Lebih Kuat dari Merek Otomotif Jepang dan Barat
-
Erick Thohir: Timnas Indonesia Punya 'Lapisan Emas', Absennya 5 Pemain Bukan Masalah
-
Erick Thohir Blak-blakan Ungkap Kondisi Kevin Diks
-
4 Rekomendasi HP Samsung Rp 2 Jutaan, Performa Handal Terbaik Mei 2025
Terkini
-
Klaim Saldo Dana Gratis Rp470 Ribu Terbaru Hari Ini! Buruan Ambil Dana Kaget Sebelum Kehabisan
-
Indonesia Bakal Ekspor 2 Ribu Ton Beras per Bulan ke Negeri Jiran, Kalbar Jadi Ujung Tombak!
-
5 Kesalahan Umum dalam Mengatur Keuangan dan Cara Menghindarinya
-
Skincare Hemat untuk Wajah Glowing, 5 Produk Lokal Terbaik di Bawah 50 Ribu Cocok untuk Remaja!
-
5 Produk Skincare Dasar yang Wajib Dimiliki Remaja untuk Kulit Sehat dan Bebas Jerawat