Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 15 Oktober 2020 | 07:27 WIB
Rocky Gerung. (Suara.com/Novian)

SuaraKalbar.id - Pengamat Politik Rocky Gerung menyebut Ngabalin adalah badut. Sehingga Ngabalin cocok untuk ditertawakan.

Ali Mochtar Ngabalin adalah Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) yang menyebut pendemo yang menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di tengah pandemi Covid-19 sebagai sampah demokrasi.

Ngabalin menyebut pendemo sampah demokrasi, dari balik pagar Istana, sambil memantau aksi unjuk rasa, Selasa (13/10/2020).

Foto lawas Ngabalin yang tengah turun ke jalan menjadi demonstran.

“Dalam masa pandemi, dia kirim orang untuk berdemonstrasi. Di mana logikanya coba. Jangan jadi sampah demokrasi di negeri ini,” ujar Ngabalin.

Baca Juga: Sebut Sampah Demokrasi, Ngabalin Dihajar Ramai-ramai: Kacang Lupa Kulit

Rocky pun menyebut Ngabalin layaknya orang yang tak mengerti sejarah.

Sebab jika dia belajar akan sejarah, katanya, dia tak akan berkata-kata demikian kepada publik.

“Saya suka kagum pada kemampuan Ngabalin untuk mengina otaknya sendiri,” kata Rocky di saluran Youtubenya, Rabu kemarin.

Ali Ngabalin (Foto:Ist)

Rocky kemudian menjelaskan duduk perkara mengapa ungkapan Ngabalin ke pendemo soal sampah demokrasi adalah sesat.

Kata dia, munculnya demokrasi pertama kali pada 1789 di bulan Juli.

Baca Juga: Tengku Zul Sindir Ngabalin: yang Sampah Demokrasi itu Penjilat Rezim

Ketika itu rakyat memutuskan untuk memenggal Raja Louis ke 14.

Itulah kemudian awal lahirnya, di mana demokrasi milik orang-orang yang berada di luar Istana.

“Bahwa kepala raja tak sakral, makanya dikenal liberte, lalu persaudaraan, dan kesetaraan. Nah, Ngabalin enggak pernah belajar sejarah,” kata dia.

Rocky Gerung Sebut Ada Maksud Kejahatan di Balik UU Omnibus Law (YouTube: Rocky Gerung Official).

Rocky menyebut apa yang diungkapkan Ngabalin terhadap para pendemo sebagai sampah demokrasi adalah bentuk penghinaan.

Sebab, para pendemo yang turun ke jalan tengah berjuang menuntut keadilan.

Dan itu sah di mata undang-undang. Apalagi belakangan rakyat marah lantaran Pemerintah yang dipilihnya justru seolah bersekongkol dengan DPR untuk membatalkan harapan hidup mereka melalui UU Omnibus Law Cipta Kerja.

“Nah ini dari dalam pagar, seorang di dalam pagar malah menghina jutaan orang, apa nggak dungu? Nggak ada yang mau timpukin Ngabalin, karena dia sudah dungu,” papar Rocky.

“Dia enggak usah diomelin, dia diketawain saja. Cara terhormat menghargai badut adalah menertawakannya,” kata Rocky.

Load More