Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Farah Nabilla
Minggu, 15 November 2020 | 09:57 WIB
Acara Maulid Muhammad SAW dan akad nikah putri Habib Rizieq Shihab yakni Najwa Shihab di Jalan KS Tubun, Petamburan III, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2020) malam, dipenuhi massa peserta. [Suara.com/Bagaskara Isdiansyah]

SuaraKalbar.id - Dokter Tirta marah besar tanggapi 10 ribu tamu pernikahan anak Habib Rizieq Shihab. Dokter Tirta menuding Pemprov DKI Jakarta dan BNPB telah tebang pilih dan menerapkan standar ganda.

Sebab Pemprov DKI mengizinkan pesta pernikahan putri Rizieq Shihab yang disebut dihadiri 10 ribu tamu undangan.

Dalam video berdurasi 29 menit itu Dokter Tirta tak henti memprotes mengapa penerapan protokol kesehatan Covid-19 dilaksanakan secara tidak adil di Indonesia.

Kegeraman dokter yang akrab disapa Cipeng ini bertambah ketika tahu bahwa BNPB justru memfasilitasi masker gratis bagi para tamu undangan dalam hajatan tersebut.

Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan, 683 Warga di Aceh Diberikan Sanksi

Dokter Tirta membandingkan dengan warga lain yang masih kesulitan mendapat masker dan para pengantin lain yang rela tak menggelar resepsi karena tak dapat izin.

Imam besar FPI Habib Rizieq Shihab resmi menikahkan putri keempatnya bernama Syarifah Najwa Shihab, dengan Muhammad Irfan, Sabtu (14/11/2020). [FrontTV]

"Please, saya tidak menyoroti pernikahan karena itu diajukan. Semua warga berhak melakukan resepsi kalau seperti itu. Kita melakukan resepsi saja dipersulit. Banyak EO Wedding tidak makan di sini," kata dokter Tirta dilansir dari video yang ia unggah di Instagram-nya.

"Tetapi ini yang kita tahu warga berhak mengajukan izin. Jelas Pak Rizieq berhak mengajukan izin," sambuh Tirta.

Ia berulang kali menyinggung pembagian masker kepada para tamu undangan pernikahan putri Habib Rizieq dan membandingkannya dengan para pengungsi erupsi Merapi yang menurutnya juga perlu perhatian dari BNPB.

"Seorang tokoh datang ke sini terus membuat kerumunan di bandara dihadiri ribuan orang. Terus kabarnya mau membuat pernikahan diikuti puluhan ribu, malah pernikahannya diberikan masker," kata Tirta.

Baca Juga: Penumpukan Pelanggan Bisa Jadi Klaster Baru Covid-19 di Sumut

Ia pun menuding bahwa para pembuat kebijakan DKI Jakarta telah berlaku tidak adil dengan mengizinkan sebuah pernikahan yang dihadiri puluhan ribu massa.

Load More