Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Jum'at, 05 Februari 2021 | 14:27 WIB
Pedagang oleh-oleh di PSP Pontianak, Kalbar. (Antara)

SuaraKalbar.id - Sudah hampir setahun, pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Berbagai cara dilakukan demi bisa bertahan hidup.

Seperti yang dilakukan para pedagang oleh-oleh di PSP Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).

Ikram, seorang pedagang oleh-oleh mengaku gegara pendemi Covid-19, tokonya sepi pengunjung. Penjualan oleh-oleh berkurang dan pendapatannya pun turun drastis.

"Saat pandemi ini, penurunan pengunjung bisa mencapai 90 persen,” ujar Ikram kepada Antara, Jumat (5/2/2020).

Baca Juga: Tolak Pemotongan Insentif Nakes, PDIP Minta Sri Mulyani Atur Ulang Anggaran

Untuk mencari solusi minimnya pembeli dan berdampak pada penjualan, sejumlah pedagang membatasi penambahan stok barang selama pandemi.

“Sementara ini kita menjual barang yang ada dulu. Kalau untuk menambah stok kita masih belum berani karena belum tahu kapan pandemi berakhir," katanya.

Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Syarifa. Menurutnya semenjak pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu, hanya warga lokal saja yang membeli barang souvenir tersebut.

Kerajinan unik khas Pontianak, anyaman akar keladi air. (Suara.com/Eko Susanto)

“Biasanya yang beli di sini orang Jakarta dan daerah luar lainnya, tapi setelah pandemi ini cuma orang-orang daerah sini saja yang beli,” katanya.

Sementara Pedagang lainnya Tisa saat ini mengaku bahwa penjualan mengalami penurunan drastis dampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pengumuman! Ujian Nasional 2021 Ditiadakan karena Masih Darurat COVID-19

“Penjualan jauh menurun dan berdampak pada pendapatan mencapai 50 persen. Meski demikian kami tetap melakukan penjualan, dan stok yang ada adalah yang baru," ungkapnya.

Tisa yang merupakan pemilik toko Telok Belanga menjual berbagai oleh-oleh khas Kalbar seperti baju, miniatur Tugu Khatulistiwa hingga makanan khas daerah.

Menyikapi kondisi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini, Tisa pun memaksimalkan pemasaran secara online.

“Penjualan secara online sudah berjalan dari sebelum pandemi. Saat pandemi kita juga sudah memaksimalkan pemasaran online. Akan tetapi hasilnya masih tetap sepi," ujarnya. (Antara)

Load More