SuaraKalbar.id - Mie asin, menjadi salah satu penganan istimewa dalam setiap perayaan bagi warga Tionghoa, seperti saat perayaan ulang tahun dan Imlek.
Mie ini juga dikenal dengan nama Mie Sua. Sebagian warga Tionghoa meyakini mie ini bisa memperpanjang umur sehingga menyebutnya sebagai 'Mie Panjang Umur'.
Belum lama ini, SuaraKalbar.id mendatangi rumah produksi mie panjang umur milik keluarga besar Fendy, untuk melihat langsung proses pembuatannya langsung. Lokasinya berada di Jalan Diponegoro, Pontianak Kota, Kalimantan Barat.
Kala itu, Fendy sedang sibuk mengolah adonan tepung menggunakan alat tradisional yang mereka sebut alu, yakni kayu berbentuk bulat panjang sebagai alat penggilas. Fendy dibantu beberapa keluarganya.
Baca Juga: Cerita Perayaan Imlek Warga Tionghoa Siak, dari Ritual hingga Kuliner Khas
Pembuatan mie asin ini, sama dengan mie-mie lainnya yang melalui proses cukup panjang. Pertama, membuat adonan mie yang terdiri dari tiga macam bahan dasar, tepung, air dan garam.
"Ini campuran air, garam dengan tepung. Kemudian (adonan) ditipiskan, seperti biasa," kata Fendy.
Setelah menjadi adonan, kemudian digilas menggunakan kayu berbentuk bulat panjang menjadi bantalan-bantalan yang kemudian dipotong-potong sesuai ukuran.
Proses selanjutnya, dimasukkan ke dalam mesin penggiling. Proses ini agar mendapatkan hasil yang sama ukuran tipisnya mie.
Adonan kemudian dimasukan ke dalam mesin pengiris. Mesin inilah yang mengubah bentuk adonan yang semula berbentuk gulungan tipis, menjadi helai-helai mie.
Baca Juga: Berani Wisata di Libur Imlek, Sanksi Menanti bagi PNS Bandar Lampung
Setelah berbentuk helai, mie dijemur di bawah terik matahari selama satu hingga dua jam. Waktu yang diperlukan pada saat menjemur tergantung pada cuaca. Semakin cerah atau panas, semakin cepat pula proses penjemuran.
Setelah kering, helai demi helai mie dikukus dalam wadah khusus yang terbuat dari kayu. Proses ini, selama kurang lebih satu jam. Kemudian mie-mie itu didinginkan selama beberapa menit. Lalu diikat dan dimasukkan ke dalam kemasan plastik dan siap dipasarkan.
Fendy mengatakan, untuk perayaan hari besar seperti Imlek ini, mie asin cukup minati. Bahkan, mie ini menjadi menu favorit dan istimewa dalam sebuah perayaan tertentu.
"Mie asin ini adalah mie khas warga Tionghoa. Mie ini dipercayai sebagai mie panjang umur. Semakin kita makan mie ini, semakin panjang umur kita. Ini sudah menjadi tradisi kami," tuturnya.
Tahun ini, menjadi tahun yang berat bagi Fendy. Karena, pandemi Covid-19 membuat daya beli menurun. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, saat usaha ini dipegang sang ayah, Sunyoto Tejo alias The Ngk Cun, generasi ketiga.
"Jelang Imlek tahun ini, permintaan masih normal. Karena pandemi, hanya mengalami penurun sedikit," jelas Fendy.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Tempat Netral yang Lebih Cocok Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia: Timnas Indonesia Masuk Pot 3, Siapa Lawannya?
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Berdesain Mewah: Harga Mulai Rp 60 Jutaan
- Striker Langganan STY Tak Dipanggil Patrick Kluiver Berakhir Main Tarkam
- 5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
Pilihan
-
Timnas Indonesia Dilumat Jepang, Media Korsel: Penak Jaman STY Toh?
-
Update Ranking FIFA Timnas Indonesia, Turun Usai Dibantai Jepang!
-
4 Motor Baru QJMotor Meluncur Sekaligus Minggu Ini di Indonesia, Ada Pesaing Yamaha Aerox?
-
Eksklusif dari Jepang: Tifo Suporter Timnas Indonesia Banjir Tepuk Tangan
-
Perang Harga Mobil di China, Geely Ungkit Kasus Tangki Bensin Bermasalah BYD
Terkini
-
Tiga Warga Kalbar Meninggal Saat Ibadah Haji 2025
-
Sekolah Swasta Penerima Bantuan Dilarang Naikkan Iuran, Disdikbud Kalbar Lakukan Pengawasan Ketat
-
6 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp 50 Juta yang Nyaman untuk Keluarga
-
Bagi-bagi Saldo DANA Kaget! Klik Sekarang dan Rasakan Kejutannya
-
Kebakaran Lahan Meluas di Kalbar, BPBD Kerahkan Tim Gabungan untuk Padamkan Api