SuaraKalbar.id - Satu keluarga dibantai di Pontianak oleh seorang laki-laki berinisial H. Motif pelaku membantai satu keluarga di Pontianak karena sakit hati.
H di tangkap tak lama setelah pembantaian terjadi. Setelah diamankan, dia menangis.
Proses penangkapan pelaku pembantaian keluarga di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, berlangsung dramatis pada Kamis (11/2/2021) pagi.
Anggota Jatanras Sat Reskrim Polresta Pontianak Kota sudah siap melumpuhkan lelaki kelahiran Singkawang tahun 1984 itu, dengan tembakan jika ada perlawanan.
"Saat kami mau menangkap pelaku, dia masih memegang parang yang digunakan untuk melukai para korban. Sehingga kami harus siap melumpuhkan, karena mengancam keselamatan anggota," jelas Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kota AKP Rully Robinson Polii melalui Kasubnit I Jatanras, Ipda Murdianto kepada Suara.com, Kamis (11/2/2021).
Saat itu, sempat terjadi negosiasi. Anggota Jatanras menyiapkan tembakan jika pelaku melawan. Akhirnya, pelaku berhasil diamankan.
"Kami suruh keluar, pelaku tidak mau. Kami dobrak pintu dan pecah jendela sebagai upaya paksa pengamanan pelaku. Anggota masuk, dia masih pegang parang, tapi karena kami sigap, pelaku dapat diamankan," katanya.
Pelaku langsung dibawa ke Polresta Pontianak Kota untuk diperiksa. Warga yang menyaksikan penangkapan ini pun sempat geram dan hendak memukul pelaku.
Murdianto mengatakan, hasil pemeriksaan sementara diketahui pelaku memang sudah merencanakan pembantaian ini. Terbukti dari pengakuannya yang membawa parang dan pisau dalam tas gendong berwarna ungu itu.
Baca Juga: Motif Sakit Hati, Pria di Pontianak Tega Bantai Istri Beserta Keluarganya
Setelah rencana matang, pelaku berangkat dari Sambas ke Pontianak menumpang taksi Surya Kencana. Selama ada masalah keluarga, pelaku dengan istrinya memang pisah ranjang. Pelaku memilih tinggal di Sambas.
"Jadi, pelaku ini dari Sambas naik taksi. Semuanya sudah disiapkan dan direncanakan. Sajam pun sudah disiapkan," jelasnya.
Pelaku tiba di Pontianak pada pukul 03.40 Wib. Ia langsung mendatangi istrinya, He di rumah mertuanya, Ts. Pelaku berjalan kaki dari Gang Nilam 7 ke rumah mertuanya di Gang Sebedang Dalam, Jalan H Rais A Rahman, Pontianak Kota.
Setibanya di depan rumah itu, pelaku mengetuk pintu. Mertuanya yang mengetahui pelaku tiba, sempat marah-marah. Mertuanya kemudian memanggil istri pelaku yang masih di kamar. "Dipanggillah istrinya. Pintu dibukakan. Pelaku bilang mau ketemu anaknya, karena kangen," jelasnya.
Mertuanya menolak dan meminta pelaku untuk segera urus cerai. Permintaan ini, memang sering kali terucap dari pihak keluarga istrinya. Pelaku yang sudah mempersiapkan sajam dan karena sakit hati, langsung menjalankan aksinya.
"Sebelum membacok, pelaku bilang gini: Aku tak akan nyesal menghabisi kalian. Ini sudah memang takdir aku," ucap Murdianto menirukan pelaku.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Kompak! Puluhan Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI
-
Hingga Agustus 2025, BRI Salurkan KUR Rp114,28 Triliun
-
Mendagri Tito Ajak Warga Siskamling, Publik: yang Maling Uang Rakyat kan Pejabat Negara
-
BRI Cari Wirausaha Tangguh Lewat Program Pengusaha Muda BRILiaN 2025
-
BRI Gelar News Fest 2025, Ajang Jurnalistik Menuju Fellowship Journalism 2026