SuaraKalbar.id - Sebanyak lima anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banjarbaru, Kalimantan Selatan dinyatakan positif Covid-19, berdasarkan hasil swab Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP).
Namun saat melakukan tes swab di tempat lain selang beberapa hari dari tes BBKTKLPP, hasilnya negatif. Perbedaan hasil tes corona tersebut membuat para anggota dewan kebingungan.
Mengutip Kanalkalimantan.com, para anggota dewan yang menjalnani tes mempertanyakan hal tersebut dan meminta penjelasan pihak terkait.
Ketua Komisi III DPRD Banjarbaru, Takyin Baskoro, memberi membenarkan temuan itu. Dia menjadi salah satu anggota yang mengalami kejadian tersebut.
Untuk ituk, kata dia, perlu dilakukan evaluasi dan supervisi jasa layanan Swab PCR di semua lembaga yang ada, baik itu manajemen, kompetensi SDM dan akurasi peralatan yang digunakan.
“RT-PCR berkerja non stop setahun lebih dan akhir-akhir ini banyak dipertanyakan masyarakat karena hasilnya sering bias antara lembaga satu dengan yang lain,” katanya.
Baskoro juga meminta Satgas Covid-19 untuk serius menyikapi terjadinya bias data pada alat uji tes Swab PCR sehingga tidak menimbulkan ketidakjelasan status yang berpotensi menciptakan kegaduhan dan ketidakadilan.
“Terlebih lembaga yang sudah teruji secara legalitas. Walaupun perbedaan tersebut dibenarkan secara medis, namun perbedaan (hasil PCR) akhir-akhir ini sudah pada taraf meresahkan,” bebernya.
Hal senada juga disampaikan Emi Lasari, anggota DPRD Banjarbaru yang juga mengalami kejadian serupa.
Baca Juga: MUI Jatim Sebut Tes Swab Covid-19 Tak Membatalkan Puasa, Simak 3 Alasannya
Menurutnya perlu menekankan prosedur acuan yang selama ini hanya dipercayakan kepada BBTKLPP sebagai satu-satunya lembaga rujukan tes Swab PCR di seluruh daerah yang ada di Kalsel.
“Kita kita perlu kejelasan. Sebenarnya jika hasil Swab PCR berasal dari lembaga kredibel, maka seharusnya tidak perlu lagi berpatok pada hasil di BBTKLPP. Harus jelas mana acuannya yang dipakai. Logikanya, kalau ternyata yang diakui hanya balai BBTKLPP saja ya berarti klinik maupun rumah sakit jangan diberikan izin operasional,” terangnya.
Atas kejadian yang menimpa, Emi meminta dilakukan kalibrasi dan uji kevalidan hasil tes swab PCR di BBTKLP.
“Selain itu harus dilakukan evaluasi pada semua sumberdaya pelaksanaan uji PCR nya, baik alat ataupun SDM nya. Dari sisi psikologis, ini banyak berdampak pada banyak aspek termasuk lingkungan dan juga krerugian waktu, materi dan segala macamnya," ujarnya.
"Kasihan jika ada beberapa pihak yang sebenarnya sudah melakukan PCR mandiri di lembaga lain dan hasilnya negatif, tapi di BBTKLPP justru hasilnya positif,” sambungnya.
Sementara itu, pihak BBTKLPP belum memberikan tanggapan terkait adanya perbedaan hasil swab ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
BRI Perkuat Sektor Produktif UMKM dengan Penyaluran KUR
-
4 Pejabat KPU Karimun Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi Dana Hibah
-
Kepala Patung Soekarno di Indramayu Miring gegara Tertimpa Tenda
-
Pawai Cap Go Meh 2026 di Pontianak Digelar Setelah Salat Tarawih
-
BRI Perkokoh Kemitraan Strategis dengan SSMS untuk Tingkatkan Skala dan Keberlanjutan Industri Sawit