Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani
Kamis, 15 Juli 2021 | 22:59 WIB
Amen Bakmie Loncat foto bersama dengan Mantan Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono. (Ist).

SuaraKalbar.id - Pernah dengar hidangan unik dari kawasan Glodok, tak jauh dari Kota Tua Batavia, Jakarta yang terkenal dengan sebutan "bakmi loncat"?  Mari kita berjumpa dengan sosok pemiliknya, Ming Chun atau kerap disapa Amen Bakmie Loncat

Dikutip dari InsidePontianak.com, jaringan SuaraKalbar.id, lelaki bertato dengan rambut dicukur mirip rapper dan telinga ditindik ini lebih mirip seniman. Atau bahkan preman?

Begitupun, Amen memiliki segudang aktivitas sosial. Ia rajin membantu orang yang tengah mengalami kesulitan. Bahkan turut berkolaborasi dengan pemerintah, membangun sejumlah infrastruktur lewat Tim Sosial Bakmie Loncat.

Lelaki kelahiran Sungai Duri, Bengkayang, Kalimantan Barat itu pernah pindah domisili ke Jakarta. Berdagang lantas membuka berbagai macam usaha kuliner. Ada bakmie, kwetiau, nasi goreng, dan bermacam menu lainnya.

Baca Juga: Rapor Daihatsu: Raih Peringkat Kedua Pasar Otomotif Nasional Semester Pertama

Khusus bakmie, seorang teman saat itu memberi saran, "Kamu buat saja bakmie loncat. Bakmie dilempar ke atas."

Ming Chun atau lebih kondang sebagai Amen Bakmie Loncat [Ist/InsidePontianak.com].

Benar juga. Dia buat ciri khas. Setelah bakmie direbus di air panas, lalu dilempar ke atas, dan ditunggu hingga mendarat di mangkok. Itulah cikal-bakal terciptanya usaha Bakmie Loncat Amen di Jakarta pada 1988. Sampai sekarang, usaha itu terus berkembang pesat.

Atraksi penyajian Bakmie Loncat Amen berhasil memikat. Pengunjung takjub dan senang. Karakter Amen yang ramah dan melayani, membuat pembeli tak hanya menikmati hidangan, namun nilai entertainment yang ia berikan.

Sayangnya, saat kerusuhan 1998, tempatnya berdagang bakmie terkena imbas kerusuhan 1998. Situasi politik Nasional memanas mejelang turunnya Presiden Soeharto yang sudah berkuasa 32 tahun. Jakarta membara. Terjadi kerusuhan dan penjarahan. Warga Tionghoa terdampak huru hara.

Amen memutuskan pulang ke Singkawang. Di Singkawang, dia buka lagi usaha Bakmie Loncat. Sayangnya, sudah terbiasa di Jakarta dengan ritme hidup serba cepat dan dinamis, usahanya tak bertahan lama.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Batasi Aktivitas, Ruang Digital Jadi Panggung Industri Otomotif

Pada 2002, Amen balik lagi ke Jakarta. Kondisi politik Nasional sudah mulai stabil. Dia melanjutkan usaha Bakmie Loncat. Namun seiring berjalannya waktu, ia merasa capek dan lelah.

Load More