SuaraKalbar.id - Seorang wanita mengaku mendapat perlakuan tak menyenangkan usai melakukan tes antigen di kawasan pelabuhan saat hendak naik kapal.
Wanita berinisial Hv tersebut mengaku diusir dan curiga mendapatkan hasil rapid test antigen palsu. Ia merasa ada yang aneh dalam mekanisme pengecekan Covid-19.
Hv menceritakan kejadian tersebut kepada Batamnews.co.id (jaringan Suara.com) via direct message Instagram baru-baru ini.
Awalnya, ia mengaku hendak naik kapal dari Batam ke Medan bersama sang ibu Gr (38). Wanita 20 tahun itu menuju Pelabuhan Batuampar.
Setibanya di sana, ia melakukan rapid test antigen. Namun saat antre masuk ke kapal dan mengecek data antigen. Hv dan Ibunya Gr ternyata dinyatakan positif oleh surat itu.
"Kebetulan hari Minggu (18/7/2021) mau ke Medan naik kapal Pelni di Pelabuhan. Saat test antigen, hasilnya keluar saya diberi amplop oleh petugas kesehatan di pelabuhan," ujarnya.
Sontak, mereka pun kaget. Pasalnya saat memberikan surat hasil antigen tidak diberitahu petugas kesehatan, karenanya mereka yakin tidak ada yang salah dengan hasil antigen.
"Saya kaget. Kami tidak ada gejala apapun. Dan tidak ada keluar dari rumah hampir sebulan. Kalau memang kami positif. Kenapa dari awal di ruangan antigen tidak diberitahu oleh petugas," herannya.
Hv juga mendapat mendapat perlakuan tak baik dari petugas keamanan di pelabuhan usai tes antigen.
Baca Juga: 3 Sebab Penanganan Wabah Tanjungpinang Dicap Gagal: Minim Tracing Hingga Antigen Berbayar
"Ada polisi yang mengusir kami layaknya bukan manusia. Maxim (angkutan online) yang kami pesan (untuk pulang) diusir. Dan tidak diperbolehkan membawa kami kembali ke rumah," terangnya.
Karena kebingungan, keduanya akhirnya memesan kembali Maxim dan pulang.
"Sampai di rumah kami masih bingung. Sekitar satu jam kemudian kami langsung ke klinik di samping Hotel Trinity. Mama saya hasil tesnya negatif," ucapnya.
Namun Hv sendiri saat itu tidak direkomendasikan antigen pasalnya, sehari sebelumnya ia baru saja menjalani suntik vaksin.
"Saya disarankan untuk tidak tes antigen dulu. Karena sehari sebelum ke pelabuhan saya baru suntik vaksin. Dokter di klinik sarankan tiga hari setelah suntik vaksin, takutnya imun saya turun kata mereka," terang Hv.
Ia pun merasa surat antigen di pelabuhan itu palsu. "Saya heran kenapa ada surat palsu seperti itu di pelabuhan. Antigen di pelabuhan memakai nama yang sama dengan klinik kami di luar," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika yang Dilaporkan Tom Lembong: Dari Rp192 Juta Jadi Rp4,3 Miliar
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Agustus: Klaim 3.000 Gems dan Pemain 111
Pilihan
-
Deretan Kontroversi Bella Shofie, Kini Dituduh Tak Pernah Ngantor sebagai Anggota DPRD
-
Klub Belum Ada, Bursa Transfer Mau Ditutup! Thom Haye Ditolak Mantan
-
Menko Airlangga Cari-cari Rojali dan Rohana di Tengah Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen: Hanya Isu!
-
Data Ekonomi 5,12 Persen Bikin Kaget! Tapi Raut Wajah Sri Mulyani Datar dan Penuh Misteri!
-
Harus Viral Dulu, Baru PPATK Buka 122 Juta Rekening Nasabah yang Diblokir
Terkini
-
Tahun Ini BRI Realisasi Program 3 Juta Rumah Melalui Penambahan Kuota FLPP 25.000 Unit
-
Bank Kalbar Tegaskan Rekening Nasabah Tetap Aman Terkait Pemblokiran Rekening Dormant oleh PPATK
-
Best Domestic Custodian Bank, BRI Catat Rekor AUC Tertinggi di Indonesia
-
Komitmen Tata Kelola Terbaik, BRI Diganjar Penghargaan ACGS di Tingkat ASEAN
-
Wagub Kalbar Tolak Kebijakan PPATK Blokir Rekening Dormant: Itu Melawan Hak Asasi Manusia