Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 31 Agustus 2021 | 22:43 WIB
Investasi lahan sawit di Sekadau, Kalbar. [suarakalbar.co.id]

SuaraKalbar.id - Daerah resapan air berkurang akibat pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Ketika hujan, air lama
terserap ke dalam tanah sehingga sering menyebabkan banjir.

Kepala Desa Semabi Kecamatan Sekadau Hilir, Jamri mengatakan, jalan desa selalu menjadi langganan banjir ketika hujan lebat. Selain karena tinggi jalan tergolong rendah, adanya lahan sawit menjadi salah satu penyebab air lama meresap.

“Dimusim penghujan ini, resapan air di Desa Semabi agak berkurang karena adanya pembukaan lahan,” ujarnya melansir dari suarakalbar.co.id--Jaringan Suara.com, Selasa (31/8/2021).

Selain itu menurutnya sekarang air yang mengalir ke sawah warga dari bukit Mungguk Botong, juga mulai berkurang. Akibat hutan produksi, yang juga mulai berkurang.

Baca Juga: Burung Kuau Kerdil Sumatera Dilepasliarkan ke Hutan Barumun

“Karena kondisi hutan kita yang kurang terawat maka air itu kadang cepat mengalir, bukit tidak bisa menampung dan menyerap air,” tambahnya.

Diketahui hampir sebagian kawasan utara, timur dan selatan Desa Semabi sudah tertanami kebun kelapa sawit. Jika tidak dipikirkan secara seksama, maka bisa mangancam lahan sawah yang saat ini terkenal menghasilkan padi atau beras berkualitas baik.

Menurutnya sungai-sungai kecil juga secara berkala dilakukan penyiangan secara gotong royong oleh warga maupun melalui proyek pemerintah.

“Berbagai langkah antisipasi serapan air telah dilakukan dengan pembuatan saluran parit irigasi agar air mudah mengalir,” pungkasnya.

Baca Juga: Klaim Kawasan Hutan Dinilai Rugikan Masyarakat dan Pelaku Usaha

Load More