Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 17 September 2021 | 08:50 WIB
Gabriella Meilani, nakes yang gugur akibat serangan KKB Papua. [IST]

SuaraKalbar.id - Suster Gabriela Meilan gugur saat bertugas di Puskesmas Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Suster Gabriela lari ke hutan saat KKB Papua menyerang.

Selain Suster Gabriela, ada sebanyak 9 tenaga kesehatan menjadi korban penyerangan, 8 orang berhasil mengamankan diri di pos TNI.

Sementara dua orang nakes lainnya sempat ditahan oleh KKB.

Setelah dilakukan pencarian oleh TNI-Polri, satu orang berhasil ditemukan dalam keadaan hidup, dan satu lagi dalam kondisi meninggal dunia dan saat ini masih menunggu proses evakuasi.

Baca Juga: Pelayanan Kesehatan di Papua Terganggu Pasca Pembunuhan Nakes Oleh KKB

Seorang suster atas nama suster Gabriela Meilan (22) gugur dalam serangan KKB tersebut, ia kabur ke jurang hingga nyawanya tak terselamatkan.

Gabriella Meilani, nakes yang gugur akibat serangan KKB Papua. [IST]

Selain melakukan kekerasan terhadap tenaga kesehatan, KKB Ngalum Kupel pimpinan Lamek Alipki Taplo juga membakar fasilitas umum, mulai dari puskesmas, sekolah, pasar, kantor Bank Papua hingga perumahan guru dan tenaga medis.

Ikatan Dokter Indonesia di Papua meminta pemerintah memberikan jaminan perlindungan kerja para tenaga kesehatan di Papua pasca penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021) kemarin.

Ketua IDI Papua, Dr Donal Willem S Aronggear mengatakan pihaknya sudah mengirim surat kepada Gubernur Papua Lukas Enembe terkait hal ini, bahwa sejumlah dokter merasa tidak aman bekerja di Papua.

"Kami telah menyampaikan surat ke Gubernur, meminta Pemprov Papua serta TNI-Polri untuk menjamin keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan yang bertugas di seluruh wilayah Papua," kata Dr Donal Willem S Aronggear, Jumat (17/9/2021).

Baca Juga: Suster Gabriela Gugur Dibunuh KKB, IDI Minta Pemerintah Jamin Perlindungan Nakes di Papua

Tenaga kesehatan jatuh ke jurang Papua saat menyelamatkan diri dari serangan kelompok bersenjata atau KKB di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Rabu (15/9/2021) malam. (Antara)

Selain itu, dia juga meminta seluruh tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, hingga warga Papua untuk ikut terlibat dalam menjaga keselamatan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan di Papua.

"Kejadian serupa tidak boleh lagi terulang sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan dengan tenang tanpa ada tekanan atau rasa takut," tegasnya.

IDI Papua menegaskan dalam situasi konflik, nakes seharusnya tidak menjadi target kekerasan dan dilindungi berdasarkan Resolusi PBB dan UU HAM dan UU Penanggulangan Bencana.

"Mereka ini pengabdi, janganlah diganggu, biarlah mereka mengobati dan melayani masyarakat dengan sepenuh apa yang mereka bisa kerjakan, mohon justru harus dibantu, kita kesampingkan masalah politik, nakes tidak terlibat dalam masalah politik," sambung Dr Donal.

Load More