Pebriansyah Ariefana
Rabu, 29 September 2021 | 12:35 WIB
Ilustrasi waxing atau mencukur rambut kemaluan. (Shutterstock)

SuaraKalbar.id - Cara mencukur bulu vagina atua cara mencukur bulu kemaluan untuk wanita muda dan single. Mencukur bulu kemaluan termasuk hal yang sunnah dalam Islam.

Kaum hawa mungkin pernah mencukur bulu kemaluan. Dikutip dari kanal YouTube Doa Pedia yang dirilis pada 9 Februari 2021, berikut penjelasan tentang mencukur bulu kemaluan wanita menurut hadits.

Ini sebenarnya hal sederhana, tapi sudah tahukah Anda bagaimana hukum mencukur bulu kemaluan wanita menurut hadist?

Berdasarkan HR. Bukhari 5891 dan Muslim 257 mencukur bulu kemaluan wanita itu termasuk ke dalam fitrah ada 5 : khitan, mencukur bulu kemaluan, memendekkan kumis, potong kuku dan mencabut bulu kemaluan."

Baca Juga: Hukum Mencukur Bulu Kemaluan Wanita Menurut Hadits

Lebih lanjut, mari kita simak hukum dan manfaat mencukur bulu kemaluan wanita menurut hadist.

Ilustrasi menjaga vagina (Unsplash/Timothy Meinberg)

Hukum Mencukur Bulu Kemaluan Wanita

Mencukur bulu kemaluan wanita menurut hadits juga memiliki manfaat terutama dengan kesehatan dan kebersihan. Beberapa hadis menyebutkan hukum mencukur bulu kemaluan wanita itu sunnah.

Para ulama juga sepakat kalau hukum mencukur bulu kemaluan adalah sunnah dengan kata lain dianjurkan. Akan tetapi terdapat perbedaan pendapat dalam masalah mencukur atau mencabut bulu kemaluan tersebut.

Pandangan Madzhab Syafi'i menyebut mencukur bulu kemaluan wanita menurut hadits mengandung pandangan yang berbeda, yaitu membedakan muslim yang masih single dengan wanita yang sudah lanjut usia.

Baca Juga: Hits Health: Cara Mengambil Kondom Tertinggal di Vagina, Berhenti Merokok Berisiko Gendut

Untuk wanita yang masih muda dan single, disunnahkan untuk mencabut bulu kemaluan, sedangkan untuk wanita yang sudah lanjut usia disunnahkan untuk mencukurnya saja.

Sedangkan pandangan Madzhab Hambali atau Imam Ahmad berpendapat jika sunnahnya adalah mencukur dan pendapat terakhir ini disetujui oleh Lembaga Kajian Fatwa Arab.

Load More