Scroll untuk membaca artikel
Dythia Novianty
Rabu, 29 September 2021 | 12:56 WIB
Masyarakat di Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat memproduksi Dodol Jadoel. [Antara]

SuaraKalbar.id - Masyarakat di Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat memiliki cara sendiri dalam bertahan di tengah pandemi Covid-19, yakni dengan memproduksi aneka dodol.

"Kami memproduksi aneka dolol dengan nama Dodol Jadoel yang terbuat dari kacang hijau, pisang, jagung, labu, nanas dan mangrove,” ujar Ketua Kelompok UMKM Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Aprianingrum dilansir dari Antara, Rabu (29/9/2021).

Pengolahan dodol sebagai produk UMKM di kecamatan Sungai Raya dilakukan lantaran melihat potensi sumber daya alam yang berada di sekitar wilayah tersebut.

Salah satu yang utama adalah pisang yang merupakan hasil perkebunan dari petani di wilayah setempat.

Baca Juga: Buntut Lapas Perempuan Pontianak Ricuh, Sipir Temukan Banyak Ponsel dan Benda Terlarang

"Produk dodol dipilih karena kita melihat potensi pisang yang melimpah dari petani lokal. Kemudian mengolah pisang-pisang tersebut menjadi olahan dodol yang tentunya menarik dan memiliki daya jual," jelas dia.

Kelompok UMKM perempuan yang terletak di wilayah pesisir Bumi Sebalo ini terdiri dari dua kelompok, setiap kelompok beranggotakan lima orang.

Tak tanggung-tanggung, hasil dari olahan tangan kreatif masyarakat lokal tersebut dapat meraup laba hingga Rp 10 juta per bulannya.

"Sampai saat ini hasilnya cukup baik. Terutama untuk menambah sumber penghasilan dan perekonomian masyarakat di Dusun Soga, Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan dan sekitarnya ,” jelas dia.

Saat ini, Dodol Jadoel sudah merambah ke berbagai varian rasa sebagai bentuk inovasi dari varian dodol yang awalnya hanya mengandalkan produk olahan pisang.

Baca Juga: Kalbar Miliki Potensi Tanaman Hias yang Diburu Pasar

Saat ini sudah ada dodol olahan dari berbagai jenis hasil pertanian masyarakat sekitar seperti labu, nanas, jagung, kacang hijau, durian, buah naga, hingga dodol mangrove.

"Tentu kita bersyukur dengan perkembangan UMKM ini setidaknya dapat meringankan beban ekonomi masyarakat sekitar di masa pandemi seperti saat ini,” pungkasnya.

Load More