SuaraKalbar.id - Bupati Sambas, Satono, meluapkan kekesalannya kepada Kepala Kemenag Kabupaten Sambas, Sipni. Menurutnya, tidak jelas program yang dilakukan Kemenag Sambas selama pandemi Covid-19.
“Kemenag ini kinerjanya kurang. Saya pernah tantang Pak Sipni untuk menyampaikan laporan pembinaan keagamaan yang dilakukannya, sudah berbulan-bulan belum ada juga laporannya,” kata Bupati Satono, dikutip dari Insidepontianak.com - jaringan Suara.com, Senin (22/11/2021).
“Sudah saya sampaikan dalam kegiatan DMI tempo hari, memang Kemenag adalah lembaga vertikal yang tidak di otonomi daerahkan. Tapi yang dibina itu orang Sambas. Rakyat saya, iya kan? Saya harus tau sejauh mana progres report pembangunan agama di Sambas,” katanya lagi.
Bupati Satono minta Kepala Kemenag Sambas turun ke lapangan. Dengan begitu, dia bisa melihat langsung seberapa banyak masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Jangan hanya duduk di kantor dan sekedar membuat laporan di atas kertas.
Baca Juga: Penemuan Bayi Perempuan di Tempat Sampah Gegerkan Warga Sambas
“Turun ke lapangan biar tahu bagaimana kondisi masyarakat selama pandemi Covid-19,” tuturnya.
Bupati Satono mengatakan, selama pandemi, banyak masalah sosial yang perlu diselesaikan bersama. Contohnya, siswa sekolah terutama Sekolah Dasar (SD) banyak yang tidak bisa membaca quran, karena tidak ada belajar tatap muka. Masalah ini mestinya dilihat langsung Kemenag.
“Kalau tidak bisa kepalanya, stafnyalah diturunkan, biar bisa bersinergi. Saya tidak marah, karena selama pandemi ini banyak sekali problem sosial yang harus diselesaikan. Contoh sekolah formal saja banyak yang tidak bisa membaca karena tidak tatap muka, sekarang bagaimana dengan TPA dan Madrasah. Ini PR besar bagi kita,” katanya.
“Saya rasa, kalau kita duduk satu meja, membangun sinergitas, solusi pasti kita dapatkan, jangan diam-diam saja. Inikan dari ujung Selakau, ujung Subah sampai ujung Paloh itu ada 163 desa, coba bayangkan.”
Orang nomor satu di Kabupaten Sambas itu mengatakan, menyelesaikan masalah sosial di masyarakat perlu sinergi semua pihak. Tak terkecuali Kemenag. Dia tak ingin Kemenang sebagai lembaga vertikal tidak singkron dengan pemerintah daerah. Sehingga, program yang dilaksanakan tidak tepat sasaran.
Baca Juga: Bangun Rumah Mirip Istana Alwatziekhoebillah, Warga Diprotes Pewaris Kesultanan Sambas
“Saya banyak dapat laporan, tingkat perceraian tinggi, ini tugas siapa? KUA menikahkan, PA menceraikan, jadi bagaimana ini? Setiap hari lahir problem sosial. Ini tanggaungjawab bersama. Saya minta semuanya aktif bersinergi, termasuk Kemenag,” ucapnya.
Berita Terkait
-
Waduh! Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Sambas Terkendala Stok
-
Mengenal Suhardik, Sosok Sukses di Balik Manisnya Buah Naga Asal Jawai Kabupaten Sambas
-
Tes Susulan Seleksi CPNS Kabupaten Sambas di UPT BKN Pontianak
-
Tabung Gas 3 KG Bocor, Hanguskan 2 Rumah Semparuk Kuala Sambas
-
Kronologi Hangusnya Dua Rumah Warga Sambas dan Penyelamatan Anak Kebutuhan Khusus
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Surat Perjalanan Istri Menteri UMKM Tuai Sorotan, Maman Abdurrahman Beri Penjelasan ke KPK
-
Pemutihan Pajak Kendaraan di Kalbar Dimulai: Bebas Denda, Diskon Hingga 50%!
-
BRI Komitmen untuk Perkuat Kontribusi terhadap SDGs dengan Berbagai Pencapaian
-
Tangguh Hadapi Persaingan, UMKM Kuliner Binaan BRI Ekspansi ke Pasar Internasional
-
Gandeng CIC Untan, Aston Pontianak Gelar 'Fun Chem 2025', Liburan Seru dan Edukatif untuk Anak-anak