Scroll untuk membaca artikel
Bella
Minggu, 23 Januari 2022 | 11:00 WIB
Ilustrasi omicron, negara pusat penyebaran omicron (pixabay)

SuaraKalbar.id - Berdasarkan data dari WHO, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi, namun dengan risiko sakit berat yang rendah.

Meski demikian, masyarakat tetap diminta waspada karena situasi dapat berubah kapan saja.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisi pasien ringan dan tanpa gejala.

"Gejala paling banyak adalah batuk (49%) dan pilek (27%),” kata dr Nadia, Selasa (4/1/2022).

Baca Juga: Sudah Ada 12 Warga Positif Omicron di Banten, Semua Warga Tangerang Raya

Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara.

Di Indonesia, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021. Bahkan kini, Omicron sudah terkonfirmasi masuk ke Kalimantan Barat, Kalbar.

Adapun saat ini, upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kemenkes ialah meningkatkan pelaksanaan 3T yakni Testing, Tracing dan Treatment terutama di daerah yang berpotensi mengalami penularan kasus tinggi.

“Langkah antisipasi penyebaran Omicron telah kita lakukan dengan menggencarkan 3T terutama di wilayah Pulau Jawa dan Bali,” ujar dr Nadia.

Adapun upaya 3T antaralain:

Baca Juga: Melonjak! Kasus Covid-19 DKI Tembus 1.825 Orang

1. Testing

Menurut dr Nadia, Kemenkes telah mendistribusikan kit SGTF ke seluruh lab pembina maupun lab pemerintah dan memastikan jumlahnya mencukupi.

Selain itu, kapasitas pemeriksaan PCR dan SGTF juga diupayakan untuk dipercepat, sehingga penemuan kasus bisa dilakukan sedini mungkin.


2. Tracing

Untuk tracing, Kemenkes akan meningkatkan rasio tracing pada daerah yang jumlah kasus positifnya lebih dari 30 orang untuk mencegah penyebaran yang semakin luas.

dr Nadia mengungkap, proses tracing akan turut melibatkan TNI, Polri dan masyarakat.

3. Treatment

Kemenkes menjamin ketersediaan ruang isolasi terpusat maupun isolasi mendiri untuk kasus gejala ringan dan tanpa gejala.

Sedangkan untuk gejala sedang dan berat telah disiapkan RS dengan kapasitas tempat tidur yang mencukupi.

"Dengan demikian, pasien terkonfirmasi bisa menjalani isolasi dengan baik guna memutus mata rantai penularan COVID-19," terangnya.

Mengingat varian ini jauh lebih cepat menyebar dibandingkan varian delta, dr. Nadia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M dan menyegerakan mendapatkan vaksinasi COVID-19.

Load More