SuaraKalbar.id - Selama 6 bulan belakangan, harga kratom tak kunjung membaik, petani di Kabupaten Kapuas Hulu sampaikan keluhannya.
Rizal Matubu, pria yang sehari-harinya bekerja sebagai Petani Kratom di Dusun Dilaga, Desa Bunut Hilir, Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu ini mengeluh, lantaran harga Kratom tak kunjung membaik atau tak sesuai harapan petani.
“Karena kondisi seperti ini, petani sebagian Petani Kratom enggan memanen kratom. Selain harga jual jauh dari harapan, hama seperti ulat yang sering hinggap di daun membuat daun Kratom menjadi merah,” ujar Rizal Matubu, mengutip insidepontianak.com, jaringan suara.com, Minggu (23/1/2022)
Menurut Rizal, hingga saat ini harga kratom masih belum stabil dia memaparkan upah panen daun basah saja berkisar Rp 2 ribu hingga Rp2,5 ribu per kilogram, sedangkan harga jual di tingkat petani sendiri, yang berbentuk remahan berkisar Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram.
Padahal, di beberapa wilayah, khususnya desa yang terletak di pinggiran Sungai Kapuas, Lintas Kapuas Kabupaten Kapuas Hulu, hasil panen kurang memadai dan harus serius ketika menyortir.
"Hingga saat ini masih belum ada kepastian regulasinya, kami sudah sangat lama menunggu,” terang Rizal.
Ia menjelaskan, selama ini petani kratom menjual kratom berdasarkan dari Permenkes, yang menyatakan Kratom bukan tergolong jenis Narkotika.
Namun sayang, bagaimanan aturan itu secara rincinya terkait regulasi kratom hingga harga jualnya, belum ada yang mengatur tentang izin ekspor inpor.
“Kami petani kratom, berharap Pemerintah segera mengeluarkan regulasi terkait Keratom ini. Apalagi, kami masyarakat di Dusun Dilaga, Kecamatan Bunut Hilir rata-rata berkebun Kratom sebagai penghasilan kami," tuturnya.
Menurut Rizal, jika regulasi ini tidak juga terbit, maka akan mempersulit perekonomian para petani kratom.
Berita Terkait
-
Bukannya Murah, Malah Langka! Warga Sambas Harus Rela Berdesakan untuk Dapat Minyak Goreng Rp 14 Ribu per Liter
-
Balita Berusia 2 Tahun Tenggelam di Sungai Kapuas, Hingga Kini Belum Ditemukan
-
Serangan Burung Pipit Mengganas, Petani di Kediri Menjerit
-
20 Judul Buku Dr. Aswandi, Sosok Akademisi Kalbar yang Berani Kritik Menteri, Ada yang Best Seller
-
Waspada! Omicron Masuk Kalbar, Ini Daftar 17 Jasa Konsultasi Dokter dan Pengiriman Obat Gratis Saat Isoman
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
Terkini
-
APBD Sambas 2026 Disahkan Rp 1,7 Triliun
-
341 Pelanggaran Terjaring Operasi Zebra Sambas 2025
-
Kisah Pilu Pasutri Lansia di Melawi, Rumah Kayu Tempat Berteduh Kini Jadi Arang
-
Bank Mandiri Perkuat Sinergi Majukan Negeri Lewat Akselerasi KUR & Penguatan Komoditas Daerah Kalbar
-
Turunkan Berat Badan dengan Perbanyak Konsumsi Sayur