Bang Sam menjelaskan, makanan ini hanya terdapat di Kalimantan Barat saja. Meski[un ada, jelas proses dan cara pembuatannya sangat berbeda apalagi jika bercerita soal rasanya.
"Makanan ini kan cuma ada disini saja, di Kalimantan Barat. Saya rasa di tempat atau daerah di luar Kalbar ini gak ada, mungkin ada tapi berbeda lah proses pembuatannya,"jelas bang Sam.
Untuk bahan-bahan sendiri mudah sekali didapat. mulai dari gula hingga pasta, yang pastinya kudapan manis ini asli tanpa bahan pengawet.
"Bahan-bahannya pun mudah didapatkan, yang penting gula, agar-agar dan pasta. nah ini murni tanpa bahan pengawet,"ujarnya.
Proses pembuatannya diakui bang Sam tidaklah mudah. Dia menjelaskan cara pertama yakni dengan menggulung agar-agar itu lalu bungkus dengan plastik bening, kemudian bungkus yang rapat lalu ikat bagian atas dan bawahnya seperti membungkus lontong.
Setelah adonan agar-agar gulung benar-benar kering sempurna baru bisa dibuka plastiknya atau dipotong-potong sesuai selera dan biarkan mengering kemudian simpan dalam toples rapat.
"Proses pembuatannya ini lumayan rumit, ciri khas agar-agar gulung ini kalau diiris itu ada kumparan bentuk isi dalamnya yang bergulung,apalagi ini buatnya secara manual bukan pakai mesin,jadi banyak orang heran gimana cara membuatnya,"ungkapnya.
Bang Sam juga bercerita, momen pembuatan agar-agar gulung tersebut ternyata 15 hari sebelum ramadan. Saat pembuatannya pun dilakukan pada malam hari. Setiap produksi, agar-agar gulung ini ludes terjual.
"Kita membuat ini memang setiap tahun, setiap 15 hari sebelum ramadan sudah buat, apalagi kita buat sampai 24 ribu batang, tergantung orderan juga, kadang lebih dari jumlah itu barang terjual habis,"Kita juga sekarang sudah pakai distributor jadi penjualannya hampir seluruh area Kalbar, ada juga yang datang membeli unutk jadi oleh-oleh,"jelasnya.
Baca Juga: Lezatnya Ngangenin, Ini 4 Kuliner Hits di Jalan Solo Dekat Artotel Suites Bianti Yogyakarta
Bang Sam juga menjamin, agar-agar buatannya ini aman untuk dikonsumsi. Bahkan unutk ketahanan panganna sudah teruji terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Barang kita insya allah aman, untuk ketahanan pangan juga sudah kita dapat, apalagi produk kita ini sudah kita daftar ke BPOM, jadi insya alah amanlah,"tukasnya.
Kontributor: Diko Eno
Berita Terkait
-
Lezatnya Ngangenin, Ini 4 Kuliner Hits di Jalan Solo Dekat Artotel Suites Bianti Yogyakarta
-
Mencicipi Kuliner Tradisional khas Ramadhan di Arab Saudi
-
Niat Kasih Kejutan Ulang Tahun, Reaksi Pasangan Tak Sesuai Harapan Malah Bahas Pekerjaan
-
Jelang Lebaran, Penjual Kue Kering Laris Diserbu Pembeli
-
Legendaris! Ini 10 Tempat wisata Kuliner Jogja yang Wajib Dicoba
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Imbauan BMKG Kalbar: Waspada Cuaca Ekstrem Akhir Desember 2025
-
UMK Pontianak 2026 Naik Rp 180 Ribu, Jadi Rp 3,2 Juta
-
Jukir Liar di Kawasan Parkir Gratis PSP Diamankan
-
UMK Kubu Raya 2026 Diusulkan Naik 7,7 Persen Jadi Rp3.100.000
-
Ini yang Dilakukan Bandara Supadio Pontianak untuk Antisipasi Lonjakan Penumpang di Nataru