Scroll untuk membaca artikel
Bella
Minggu, 19 Juni 2022 | 13:52 WIB
Operasi pencarian tujuh PMI ilegal korban kapal terbalik di perairan Nongsa, Batam. (Foto: ist/batamnews)

SuaraKalbar.id - Tujuh orang pekerja migran Indonesia (PMI) tujuan Malaysia yang kapalnya karam di perairan Nongsa, Batam, beberapa waktu lalu masih belum ditemukan hingga pencarian di hari ketiga.

Tim gabungan dari TNI, Polri dan Basarnas mengungkapkan pasang surut dan arus laut yang besar menjadi kendala yang dihadapi dalam pencarian tersebut.

“Kendalanya pasang surut dan arus laut,” kata Kepala Kantor SAR Tanjung Pinang, Slamet Riyadi di Batam Kepulauan Riau, Minggu.

Meski mengalami kendala, Slamet menegaskan bahwa timnya bersama petugas gabungan di lapangan masih melakukan pencarian.

Baca Juga: Malaysia Diguyur Bonus Lebih Besar Ketimbang Timnas Indonesia usai Lolos ke Piala Asia 2023

“Tim SAR gabungan masih melaksanakan pencarian, sejumlah korban belum ditemukan,” ungkapnya.

Slamet juga menekankan bahwa pihaknya akan terus melakukan pencarian sesuai standar operasi dan prosedur.

“Standar operasi dan prosedur (SOP) kami tujuh hari pencarian dan sekarang baru hari ketiga,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, tujuh PMI yang hilang ini merupakan orang-orang yang tergabung dalam 30 orang PMI yang kapalnya karam di perairan Nongsa, Batam.

Sebanyak 23 PMI sudah berhasil diselamatkan dan saat ini sudah ditangani oleh TNI AL dan BP2MI Kepulauan Riau.

Baca Juga: Banjir Melanda Putussibau, Kendaraan Tak Bisa Melintasi Jalan Penghubung Indonesia - Malaysia

Komandan Lanal Batam Kolonel Laut (KH) Farid Ma’ruf mengatakan, pihaknya bersama tim penyelamat lainnya mengaku masih mencari informasi mengenai ketujuh korban lain yang masih dalam proses pencarian.

"Saat ini kita juga masih belum mengetahui identitas 7 korban lainnya. Kita masih melakukan pendalaman terkait identitas mereka," ujarnya di Batam Kepualauan Riau, Jumat.

Selain itu, saat ini pihaknya juga mendapatkan informasi dari beberapa nelayan bahwa ada korban selamat yang meminta bantuan nelayan untuk diantarkan ke wilayah lain.

"Kita juga mendapat info, bahwa selain 23 orang ini ada korban yang diselamatkan oleh nelayan lain, namun meminta untuk diantar ke wilayah lain, agar menghindari pantauan petugas yang ikut membantu upaya pencarian," katanya. (Antara)

Load More