SuaraKalbar.id - Tiang yang terbuat dari Kayu Ulin atau biasa juga disebut dengan kayu Belian berdiameter 40 cm sepanjang 5 meter sukses berdiri tegak di tepi Sungai Kriau.
Tiang yang disebut sebagai tiang peradaban kerajaan Hulu Aik di Kalimantan itu saat ini dalam tahap revitalisasi.
Dibawah komando Patih Jaga Pati Kerajaan Hulu Aik Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo dan aba-aba Kabid Kebudayaan Kabupaten Ketapang Samson Noven, puluhan pasukan Merah Bangkule Rajakng dibantu masyarakat menancapkan tiang utama Pembangunan Aula Kerajaan Hulu Aik Desa Sembilan Domong Sepuluh yang diberi nama Bale Bosi Koling Tungkat Rakyat, di Desa Laman Sangkuang Kecamatan Hulu Sungai, Ketapang, Kalbar, Minggu (26/6/2022).
Tain Odop yang mengarsiteki berdirinya Simbol peradaban bangsa Dayak tersebut mengatakan Bale kerajaan Desaian Full Etnik Dayak dengan mengadopsi Filosofi Rumah Betang sebagai tempat tinggal Berkumpul, Beradat, Bermusyawarah dan tempat pelestarian adat, tradisi dan budaya Dayak.
“Bangunan ini berukuran 16×30 meter. Bagian depan Bale Bosi Koling Tungkat Rakyat ini juga akan dibangun 9 Tugu yang melambangkan 9 wilayah kerajaan Hulu Aik yang disebut Laman Sembilan. Bagian tengah bangunan didirikan tiang Aras (tiang utama) juga menggunakan belian (ulin) setinggi 10 meter yang melambangkan Domong Sepuluh.Panjang 5 meter, yg akan disambung menjadi 17 meter,” ujar Tain.
Patih Alexander Wilyo yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang menjelaskan Bale, Balai artinya tempat pertemuan.
Sementara itu Bosi Koling Tungkat Rakyat diambil dari nama Pusaka Kerajaan Hulu Aik Desa Sambilan Domong Sapuluh, yang dicuci setiap tanggal 25 Juni pada ritual Meruba oleh Raja Hulu Aik Petrus Singa Bansa.
Samson Noven mengungkapkan, Pembangunan Bale Bosi Koling Tungkat Rakyat memerlukan Anggaran 3 Miliyar. Pada tahun anggaran 2022 pemerintah kabupaten Ketapang melalui dinas pariwisata dan kebudayaan mengalokasikan anggaran sebesar 1 Miliyar dengan target sampai rangka payung, rencananya akan selesai 2023.
Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot yang juga Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sanggau yang hadir mengatakan, Balai ini adalah simbol peradaban Dayak, sehingga harus dilestarikan. “Karena kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga, melestarikan peradaban ini?,”ucap Yohanes Ontot melansir suarakalbar.co.id -jaringan suara.com-.
Berita Terkait
-
Kabar Gembira! UMK Kalimantan Barat 2025 Dipastikan Naik: Tembus Rp 3,5 Juta?
-
Modal Cuma-Cuma dari Astra, Warga Gang Durian Bertahan Budidaya Ikan Nila Meski Tantangan Menghadang
-
Laku Dayak Indramayu Menghargai Perasaan Orang Lain
-
AGRA Dadap Tegaskan Proyek NCICD Rusak Rumah Warga hingga Rugikan Nelayan
-
Makna dan Aturan Pengibaran Bendera Setengah Tiang 30 September, Tak Boleh Sembarangan
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Kasus Korupsi BP2TD Mempawah Terus Berjalan, Polda Kalbar Pastikan Tidak Mandek
-
2 Kios di Sungai Kakap Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
-
Ibu di Sambas Diduga Membunuh Bayi Baru Lahir, Kasus Terbongkar di Puskesmas
-
Bocah 6 Tahun Ditemukan Tewas di Parit Kubu Raya, Diduga Tenggelam Karena Tidak Bisa Berenang
-
Jual Pacar via MiChat, Pria di Singkawang Ditangkap Polisi