Scroll untuk membaca artikel
Bella
Rabu, 05 Oktober 2022 | 08:05 WIB
Tembakan gas air mata ke arah tribun penonton di Kanjuruhan Malang [Foto: Twitter]

SuaraKalbar.id - Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI Erwin Tobing mengaku tidak bisa memastikan jumlah penonton yang hadir di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10), saat terjadi tragedi yang menewaskan 125 orang dan melukai ratusan lainnya.

Erwin dalam konferensi pers yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Selasa (4/10/2022), mengatakan tribun penonton yang belum menggunakan single seat (kursi tunggal) membuat jumlah penonton tidak terukur.

"Tribun penonton di Kanjuruhan belum 'single seat' sehingga tidak terukur. Inilah yang membuat ada pihak yang mengatakan 40 ribu atau 45 ribu orang di sana," ujarnya.

Menurutna, ketidakjelasan itulah yang membuat pihaknya tidak bisa memastikan apakah kapasitas Stadion Kanjuruhan pada laga Liga 1 Indonesia 2022-2023 Arema FC versus Persebaya melebihi batas atau tidak.

Baca Juga: Stadion Kanjuruhan Jadi Neraka di Tangan Aparat, Sulastri hanya Pasrah Saat Gas Air Mata Melumpuhkanya, Suami Korbankan Nyawa demi Cucu

Komdis PSSI pun menyalahkan panitia pelaksana pertandingan Arema FC atas kesimpangsiuran data penonton tersebut.

Meski begitu, Erwin pun memberikan masukan agar ke depan stadion-stadion di Indonesia menggunakan kursi tunggal dan pendataan tiket yang akurat.

Sementara anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Ahmad Riyadh mengungkapkan bahwa panpel Arema FC mengaku menjual 42 ribu tiket pertandingan dari 45 ribu kapasitas maksimal.

Ahmad mengatakan, pihak kepolisian sempat mengimbau agar panpel hanya menjual tiket sebanyak-banyaknya 75 persen dari jumlah penonton maksimal.

Namun, ketika imbauan itu keluar, tiket terlanjur ludes dibeli penonton.

Baca Juga: Ingin Indonesia Tetap Jadi Host Piala Dunia U-20 2023, Valentino Jebret Berharap PSSI Bisa Yakinkan FIFA

"Pada akhirnya, berdasarkan hasil rapat, jumlah personel keamanan yang ditambah," kata Ahmad. (Antara)

Load More