Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Jum'at, 07 Oktober 2022 | 18:22 WIB
Yohanes Prasetyo, Aremania yang memohon pada polisi untuk hentikan tembakan gas air mata. [YouTube/ Najwa Shihab]

Saat telah berhasil turun, Yohanes lantas bergegas menemui seorang polisi dan melakukan permohonan.

“Pak polisi tolong, jangan tembakkan gas air mata ke tribun. Di situ banyak anak kecil,” ucap Yohanes kepada polisi tersebut.

Sempat diperlakukan baik oleh seoang polisi dengan mengiyakan permintaan Yohanes, seorang oknum yang tampak tak terima dengan kehadiran Yohanes kemudian membentak dan memukuli dirinya hingga menimbulkan beberapa luka memar.

“Waktu satu oknum itu berteriak saya, mulai membentak-bentak, itu mulai ada serangan ke saya . Awal serangan itu dari belakang mengarah ke kepala saya. Itu serangan beberapa kali. Saya nggak melihat siapa yang nyerang, orangnya siapa, nggak melihat identitasnya,” ujar Yohanes mengakui.

Baca Juga: Media Asing Ungkap Fakta Berbeda Terkait Tragedi Maut Kanjuruhan Malang

Usai mendapatkan perlakuan tak menggenakan, Yohanes lantas diseret keluar oleh petugas keamanan namun dirinya mengakui tak lagi bisa menggambarkan keadaan yang di nilai begitu kacau.

“Kalau yang lain sudah tak bisa digambarkan, sudah terlalu berantakan,” ujar Yohanes.

Kontributor: Maria

Load More