Scroll untuk membaca artikel
Bella
Sabtu, 12 November 2022 | 13:07 WIB
Suasana rumah Rudyanto (71) yang ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarganya di perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

SuaraKalbar.id - Kabar kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta yang diduga disebabkan kelaparan turut menjadi perhatian ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas.

Anwar mengatakan, jika benar kematian satu keluarga itu disebabkan oleh mereka yang tidak mengonsumsi makanan dalam waktu cukup lama, hal tersebut mencoreng wajah atau mempermalukan seluruh masyarakat Indonesia.

"Peristiwa ini tidak hanya mencoreng muka pemerintah yang secara konstitusional memang bertugas dan diamanatkan untuk melindungi serta menyejahterakan rakyat, tapi juga mencoreng muka kita bersama," kata dia.

Peristiwa menyedihkan itu, kata Anwar, menandakan bahwa masyarakat belum memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama.

Baca Juga: Sebelum Tewas Membusuk di Kalideres, Keluarga Hanya Dapat Pesan Selamat Ulang Tahun

Untuk itu pihaknya meminta pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus tersebut dengan tanpa ada yang ditutup-tutupi.

"Muhammadiyah meminta kepada pihak yang berkompeten itu agar dapat mengungkap masalah ini secepatnya dan dengan sejujur-jujurnya," katanya. di Jakarta, Jumat.

Pada kesempatan tersebut, Anwar Abbas juga mengungkapkan agar seluruh pihak dapat mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut dan melakukan langkah-langkah yang tepat ke depannya agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

Sebelumnya, Sebelumnya diberitakan, empat jenazah ditemukan di dalam sebuah rumah kawasan Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) malam.

Penemuan jenazah tersebut bermula dari pihak RT setempat yang mencium bau tidak sedap dari dalam rumah tempat kejadian perkara (TKP).

Baca Juga: Ditemukan Tewas Membusuk di Kalideres, Keluarga Rudyanto Sudah Bertahun-tahun Tak Ngumpul dengan Keluarga

Setelah memeriksa sumber bau itu, warga mendapati ada empat jenazah di dalam rumah tersebut.

Terkait hal itu, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati tidak menemukan bekas luka penganiayaan pada empat jenazah tersebut.

Namun begitu, berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, lambung dari keempat mayat itu tidak berisi makanan.

“Jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot-ototnya sudah mengecil,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce di Polres Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022).

Selain itu, tambah Pasma, pihaknya juga tidak menemukan tanda kekerasan benda tumpul atau benda tajam di sekujur tubuh korban. Ia juga menyampaikan bahwa satu keluarga itu diperkirakan telah meninggal sejak tiga minggu lalu.

Meskipun demikian, seluruh korban tidak meninggal dunia secara serempak lantaran setiap jenazah mengalami tingkat kebusukan yang berbeda. Hingga saat ini, pihak RS Polri belum bisa memastikan penyebab utama meninggalnya keempat anggota keluarga tersebut.

"RS Polri sedang lakukan pendalaman lagi dengan memeriksa hati dan organ lainnya supaya lebih spesifik mengetahui penyebab kematian ini," ujar Pasma.

Load More