Scroll untuk membaca artikel
Bella
Selasa, 09 Januari 2024 | 17:40 WIB
Banjir di Landak, Kalimantan Barat turut merendam Mapolsek Ngabang dan asrama polisi. (Ist)

SuaraKalbar.id - Banjir dan tanah longsor melanda Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Banjir menyebabkan sekitar 13.558 jiwa atau 733 kepala keluarga terdampak.

Menurut Ketua Satgas Informasi BPBD Kalbar, Daniel, dua kecamatan yang terdampak banjir adalah Ngabang dan Kuala Behe, dengan 11 desa yang dilanda banjir, antara lain Mungguk, Kampung Raja, Hilir Kantor, Temiang Sawit, Amboyo Selatan, Sebirang, Pak Mayam, Hilir Tengah, Kedama, Kuala Behe, dan Permit.

Banjir setinggi 50 cm hingga 1,5 meter merendam ribuan tempat tinggal, fasilitas umum, dan pemerintahan. Meskipun hingga pagi Senin (8/1/2024), banjir sudah berangsur surut, ketinggian air masih bervariasi, dengan tinggi terendah sekitar 10 cm.

“Ketinggian banjir pada saat kejadian paling tinggi 150 cm, sekarang ketinggian masih bervariasi terendah sekitar 10 cm,” katanya.

Baca Juga: Banjir Melanda Desa Lingga Kubu Raya, 900 Jiwa Terdampak

Pemerintah Kabupaten Landak telah menetapkan status tanggap darurat bencana mulai 5 Januari hingga 18 Februari 2024, yang dapat diperpanjang sesuai dengan perkembangan situasi di lapangan.

Daniel menjelaskan bahwa keputusan untuk memperpanjang atau menghentikan status tanggap darurat akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang.

Daniel juga mengimbau kepada seluruh penanggung jawab lingkungan, mulai dari tingkat RT, RW, dusun, desa, hingga kecamatan, untuk segera menginventarisasi daerah rawan dan potensi banjir.

Tujuannya adalah agar informasi mengenai kejadian dan dampaknya dapat diketahui dengan cepat, sehingga pemerintah daerah, provinsi, dan stakeholder terkait dapat memberikan respon cepat. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir korban terdampak dan meningkatkan efektivitas penanggulangan bencana.

Tidak hanya banjir, tetapi cuaca ekstrem yang memicu hujan deras juga menyebabkan tanah longsor di jalur utama penghubung antara Kecamatan Ngabang dan Kuala Behe.

Baca Juga: Banjir Bandang di Bengkayang, Netizen Duga Akibat Marak Aktivitas Tambang Ilegal

Jalur lintas tersebut tertutup oleh timbunan material tanah merah, ranting, dan pepohonan tumbang, yang menyebabkan akses masyarakat di kedua wilayah tersebut terputus.

Load More