SuaraKalbar.id - Kebakaran hutan dan lahan yang melanda Kabupaten Kubu Raya sejak beberapa waktu terakhir telah menyebabkan kabut asap tebal yang mengganggu kesehatan dan aktivitas warga. Salah satu titik kebakaran yang cukup parah terjadi di Jalan Sekunder C Desa Rasau Jaya Tiga, yang sudah terbakar selama tiga hari terakhir.
Menurut salah satu warga sekitar, Udin, kebakaran bermula dari titik yang cukup jauh dari rumah warga namun lambat laun api terus menyebar mendekati pemukiman.
"Saat ini jarak sudah cukup dekat, tidak sampai 100 meter dari rumah warga ditambah angin kencang, asap cukup kuat menganggu pernafasan," kata Udin, seperti dikutip dari suarakalbarcoid jejaring suara.com, Rabu (24/07/2024) siang.
Akibat asap pekat tersebut, beberapa warga mengalami batuk-batuk dan memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Baca Juga: Eksklusif: Kualitas Udara Kubu Raya Masuk Kategori Sangat Tidak Sehat, BMKG Ungkap Penyebabnya
"Terhitung ada lima kepala keluarga yang harus mengungsi akibat kebakaran ini dan ini baru kali pertama terjadi di Gang Bersama," tambahnya. Udin juga menjelaskan bahwa upaya pemadaman telah dilakukan oleh warga sekitar, namun keterbatasan alat membuat api terus meluas.
Kualitas Udara Sangat Tidak Sehat
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalbar telah mengumumkan bahwa kualitas udara di Kubu Raya masuk dalam kategori sangat tidak sehat. Konsentrasi Particulate Matter (PM2.5) di Kubu Raya mencapai angka 189.4 pada hari Selasa (23/7/2024) pukul 14.00 WIB.
BMKG Kalbar menyebutkan, kualitas udara di Kubu Raya telah memasuki kategori tidak sehat sejak beberapa pekan lalu.
"Kualitas udara berdasarkan alat PM2.5 terpantau kategori Tidak Sehat terjadi mulai tanggal 12 Juli 2024 di Kubu Raya. Durasi kategori Tidak Sehat sekitar 1-2 jam setiap harinya pada sore-malam hari," ujar BMKG Kalbar saat dikonfirmasi Suara.com.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas udara yang buruk ini antara lain adalah minimnya curah hujan dan adanya kebakaran lahan.
Baca Juga: Eksklusif: Mempawah Peringkat 1 Kualitas Udara Tidak Sehat di Indonesia, Ini Kata Aktivis Lingkungan
"Meningkatnya jumlah partikel di udara, partikel tersebut bisa berasal dari debu yang beterbangan akibat sudah sekitar 12 hari tidak hujan di sekitar Kab. Kubu Raya," tambah BMKG Kalbar. Selain itu, abu kebakaran yang terbang terbawa angin juga menjadi salah satu faktor memburuknya kualitas udara.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Eksklusif: Kualitas Udara Kubu Raya Masuk Kategori Sangat Tidak Sehat, BMKG Ungkap Penyebabnya
-
Eksklusif: Mempawah Peringkat 1 Kualitas Udara Tidak Sehat di Indonesia, Ini Kata Aktivis Lingkungan
-
Awas Asap! 10 Titik Panas Tinggi Terdeteksi di Kalbar!
-
Karhutla Melanda Sejumlah Wilayah Kalbar, Terjadi Peningkatan Polusi Udara di Pontianak pada Jam Tertentu
-
Kebakaran Hutan dan Lahan Melanda Kabupaten Kubu Raya, Petugas Kesulitan Akses Air
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 9 Rekomendasi HP Baterai Jumbo Minimal 6000 mAh, Kuat Berhari-bari Tanpa Powerbank
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
Desa BRILiaN Hargobinangun Kelola Sampah Digital dan Pariwisata, UMKM Tumbuh Bersama BRI
-
SPMB 2025 Kota Pontianak, Ini Daftar Sekolah yang Buka Jalur Domisili untuk Siswa Luar Kota
-
Kalbar Akan Bentuk 2.038 Koperasi Merah Putih, Ini Syarat Untuk Jadi Anggota dan Raih Manfaatnya!
-
Pengundian Dilakukan Transparan, Para Pemenang Menerima Hadiah BRImo FSTVL 2024
-
Mengungkap Sejarah Suku Dayak, Dari Rumah Panjang Hingga Mitos Panglima Burung