Scroll untuk membaca artikel
Bella
Rabu, 24 Juli 2024 | 20:50 WIB
Petugas BPBD Kalbar saat menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kubu Raya. (Suara.com/ist)

SuaraKalbar.id - Kebakaran hutan dan lahan yang melanda Kabupaten Kubu Raya sejak beberapa waktu terakhir telah menyebabkan kabut asap tebal yang mengganggu kesehatan dan aktivitas warga. Salah satu titik kebakaran yang cukup parah terjadi di Jalan Sekunder C Desa Rasau Jaya Tiga, yang sudah terbakar selama tiga hari terakhir.

Menurut salah satu warga sekitar, Udin, kebakaran bermula dari titik yang cukup jauh dari rumah warga namun lambat laun api terus menyebar mendekati pemukiman.

"Saat ini jarak sudah cukup dekat, tidak sampai 100 meter dari rumah warga ditambah angin kencang, asap cukup kuat menganggu pernafasan," kata Udin, seperti dikutip dari suarakalbarcoid jejaring suara.com, Rabu (24/07/2024) siang.

Akibat asap pekat tersebut, beberapa warga mengalami batuk-batuk dan memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Baca Juga: Eksklusif: Kualitas Udara Kubu Raya Masuk Kategori Sangat Tidak Sehat, BMKG Ungkap Penyebabnya

"Terhitung ada lima kepala keluarga yang harus mengungsi akibat kebakaran ini dan ini baru kali pertama terjadi di Gang Bersama," tambahnya. Udin juga menjelaskan bahwa upaya pemadaman telah dilakukan oleh warga sekitar, namun keterbatasan alat membuat api terus meluas.

Kualitas Udara Sangat Tidak Sehat

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalbar telah mengumumkan bahwa kualitas udara di Kubu Raya masuk dalam kategori sangat tidak sehat. Konsentrasi Particulate Matter (PM2.5) di Kubu Raya mencapai angka 189.4 pada hari Selasa (23/7/2024) pukul 14.00 WIB.

BMKG Kalbar menyebutkan, kualitas udara di Kubu Raya telah memasuki kategori tidak sehat sejak beberapa pekan lalu.

"Kualitas udara berdasarkan alat PM2.5 terpantau kategori Tidak Sehat terjadi mulai tanggal 12 Juli 2024 di Kubu Raya. Durasi kategori Tidak Sehat sekitar 1-2 jam setiap harinya pada sore-malam hari," ujar BMKG Kalbar saat dikonfirmasi Suara.com.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas udara yang buruk ini antara lain adalah minimnya curah hujan dan adanya kebakaran lahan.

Baca Juga: Eksklusif: Mempawah Peringkat 1 Kualitas Udara Tidak Sehat di Indonesia, Ini Kata Aktivis Lingkungan

"Meningkatnya jumlah partikel di udara, partikel tersebut bisa berasal dari debu yang beterbangan akibat sudah sekitar 12 hari tidak hujan di sekitar Kab. Kubu Raya," tambah BMKG Kalbar. Selain itu, abu kebakaran yang terbang terbawa angin juga menjadi salah satu faktor memburuknya kualitas udara.

Unggahan akun @rumahzakatkalbar pada Senin (22/7/2024) memperlihatkan salah satu titik kebakaran lahan di Parit Delima, Sungai Kakap, Kubu Raya, dengan kepulan asap besar yang menutupi sejumlah kawasan. BMKG Kalbar menghimbau warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker jika terpaksa keluar guna menghindari dampak buruk dari kabut asap.

Petugas Bersama Warga Terus Berjuang Padamkan Api

Warga dan berbagai pihak terkait terus berupaya untuk menangani kebakaran dan kabut asap ini. Pemadaman kebakaran dilakukan dengan segala keterbatasan yang ada, termasuk beberapa kesulitan menemukan sumber air yang dekat.

Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap di Kubu Raya menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya yang luas terhadap kesehatan dan keselamatan warga. Diharapkan upaya penanggulangan yang lebih intensif dan komprehensif dapat segera dilaksanakan untuk mengatasi bencana ini dan memulihkan kondisi lingkungan serta kualitas udara di wilayah tersebut.

Load More