SuaraKalbar.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah di Kalimantan Barat untuk meningkatkan kewaspadaan menjelang puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada bulan Oktober 2024.
Kepala Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat, Luhur Tri Uji Prayitno, menyatakan perlunya langkah mitigasi guna mengurangi dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
"Masyarakat serta pemerintah daerah agar lebih waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama pada puncak musim hujan, dengan melakukan persiapan mitigasi sehingga dapat mengurangi dampak kerugian yang mungkin terjadi," ujar Luhur pada Rabu (2/10) di Pontianak.
BMKG memperkirakan, musim hujan tahun 2024/2025 di Kalimantan Barat cenderung lebih kering dibandingkan periode La Nina 2020-2022, namun tetap lebih basah daripada tahun 2023.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun, Hotel Aston & Transera Gelar Donor Darah
Curah hujan tinggi diprediksi terjadi di zona-zona musim (ZOM) 351, 352, dan 353 yang mencakup wilayah Kayong Utara, Ketapang, Kubu Raya, Melawi, serta beberapa kabupaten lainnya.
BMKG juga memproyeksikan peningkatan curah hujan pada Oktober 2024 di wilayah Kapuas Hulu, Melawi, dan Sintang, sementara wilayah seperti Ketapang, Kubu Raya, dan Pontianak akan mengalami puncak hujan pada November.
Sanggau dan Sintang diperkirakan mengalami puncak curah hujan pada Desember, dengan puncak terakhir pada Januari 2025 di Sambas.
Kondisi atmosfer Kalimantan Barat saat ini berada dalam status netral, namun BMKG memperkirakan fenomena La Nina akan terjadi mulai Oktober, yang akan meningkatkan curah hujan secara signifikan pada bulan Oktober dan Desember.
Suhu permukaan laut yang lebih hangat juga mendukung pembentukan awan hujan, sehingga menambah potensi terjadinya curah hujan tinggi.
Baca Juga: Kebakaran Hanguskan 2 Rumah di Pontianak Utara, Satu Korban Dilarikan ke Rumah Sakit
Masyarakat diimbau untuk memantau perkembangan cuaca dan bersiap menghadapi potensi bencana agar dampak kerugian dapat diminimalisir.
Berita Terkait
-
H+3 Lebaran: Mayoritas Kota Besar Diguyur Hujan Ringan Hingga Petir
-
Keselamatan Berkendara di Tengah Hujan saat Mudik, Mengapa Lampu Hazard Bukan Solusi yang Tepat?
-
Waspada! Cuaca Ekstrem Ancam Mudik Lebaran 2025, Ini Daftar Daerah Rawan
-
7 Titik Penting Perawatan Mobil Listrik Usai Terkena Hujan, Catat!
-
Terjadi Musim Pancaroba Selama Periode Lebaran, Pengelola Wisata Diminta Siapkan Mitigasi Bencana
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
10 Wisata di Kalimantan Barat yang Cocok Dikunjungi Saat Libur Lebaran
-
Detik-Detik Perkelahian Maut di Sungai Rengas yang Membuat Pemuda 24 Tahun Meregang Nyawa
-
Tips Menjaga Konsistensi Ibadah Setelah Ramadan dan Pentingnya Puasa Syawal
-
BRImo Hadirkan Kemudahan Transaksi Digital Sepanjang Libur Lebaran 2025
-
Komitmen Perluas Inklusi Keuangan, 1 Juta AgenBRILink BRI Siap Tangani Transaksi dan Pembayaran