Scroll untuk membaca artikel
Bella
Senin, 09 Juni 2025 | 17:12 WIB
Ilustrasi Karhutla (chateGPT)

SuaraKalbar.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat kembali menghadapi tantangan serius setelah kebakaran lahan dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah sejak Minggu (8/6).

Titik-titik api dilaporkan bermunculan di Kota Singkawang dan wilayah Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, dengan sebaran kebakaran yang terus meluas.

Menurut Ketua Satuan Tugas Informasi BPBD Kalbar, Daniel, kebakaran pertama kali terdeteksi di Kota Singkawang oleh Ketua RT 58/09.

Api mulai terlihat pada Minggu siang dan dengan cepat membesar hingga melalap sekitar dua hektare lahan hingga malam harinya.

Baca Juga: Bakal jadi Ikon Baru Kalbar, Pemkab Bengkayang Siapkan Rp18 Miliar untuk Bangun Gereja Santo Pius X

Bupati Kubu Raya Sujiwo bersama sejumlah pihak berjibaku memadamkan api di lahan yang terbakar di sekitar kawasan bandara (Prokopim Kubu Raya)

“Laporan pertama masuk dari warga. Saat itu, api belum besar, namun karena cuaca panas dan angin kencang, api dengan cepat menjalar dan meluas,” ujar Daniel dalam keterangan resminya di Pontianak, Senin (9/6).

Menanggapi laporan tersebut, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Singkawang bersama personel Manggala Agni langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan inventarisasi serta upaya pemadaman awal.

Proses ini diakui berjalan cukup sulit, mengingat kondisi medan dan minimnya sumber air di sekitar lokasi.

Di tempat lain, kebakaran serupa juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Kubu Raya, tepatnya di Desa Arang Limbung dan Desa Madusari, Kecamatan Sungai Raya.

Titik api terpantau di sekitar Jalan Madusari dan diketahui telah menyebar ke beberapa area sekitarnya.

Baca Juga: Indonesia Bakal Ekspor 2 Ribu Ton Beras per Bulan ke Negeri Jiran, Kalbar Jadi Ujung Tombak!

Daniel menjelaskan bahwa tim gabungan dari BPBD Provinsi Kalbar, Brimob Kalbar, serta TNI-Polri telah diturunkan untuk menangani kebakaran di wilayah Kubu Raya. Namun demikian, sejumlah kendala menyulitkan proses pemadaman.

"Asap pekat menghalangi pandangan tim dan menyulitkan untuk mendekat ke titik api. Selain itu, akses jalan ke lokasi cukup sulit, dan parit-parit yang biasanya digunakan sebagai sumber air sudah mengering," terangnya.

Meski menghadapi hambatan, BPBD Kalbar memastikan bahwa proses pemadaman akan terus dilakukan secara bertahap dan menyeluruh.

Saat ini, metode yang digunakan meliputi patroli darat, pemantauan titik panas (hotspot), serta pemadaman langsung menggunakan alat pemadam ringan hingga mesin pompa air portabel.

Lebih lanjut, Daniel menyebut bahwa koordinasi lintas sektor terus diperkuat agar proses penanganan karhutla dapat berlangsung lebih efektif.

“Kami terus berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait, termasuk aparat keamanan dan relawan kebencanaan, agar semua titik api bisa segera dikendalikan,” jelasnya.

BPBD juga mengeluarkan imbauan keras kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan dengan alasan apa pun, terutama selama musim kemarau yang kini mulai melanda wilayah Kalimantan Barat.

“Kami mengajak masyarakat untuk lebih waspada dan tidak membuka lahan dengan cara membakar. Sekecil apa pun api, di musim seperti ini bisa berubah menjadi kebakaran besar,” tegas Daniel.

Ia juga menambahkan, partisipasi aktif warga sangat diperlukan dalam mencegah dan menangani karhutla. Warga diminta segera melapor ke posko kebakaran atau BPBD setempat jika menemukan adanya tanda-tanda kebakaran.

“Respons cepat sangat menentukan. Jika masyarakat segera melapor, maka penanganan bisa dilakukan lebih dini dan kerugian dapat diminimalkan,” pungkasnya.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi ancaman tahunan di wilayah Kalbar, terutama saat musim kemarau.

Selain merusak lingkungan, kebakaran ini juga berdampak pada kualitas udara, kesehatan masyarakat, dan transportasi, khususnya jika terjadi di jalur-jalur vital seperti akses menuju bandara atau pusat kota.

Pemerintah daerah dan aparat gabungan kini terus berjibaku di lapangan demi mengendalikan situasi sebelum meluas ke wilayah permukiman atau objek vital lainnya.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tetapi waspada dan aktif menjaga lingkungan masing-masing dari potensi kebakaran.

Load More