SuaraKalbar.id - Seorang perempuan telanjang diarak keliling kampung karena bawa lari suami orang. Di balik aksi si perempuan itu, dia adalah korban kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.
Sebenarnya juga, si perempuan itu sudah 5 tahun menikah. Tapi selama itu juga dia disiksa suaminya.
Bahkan saat dia hamil, si cewek pun masih disiksa sampai keguguran. Perutnya ditendang suaminya sendiri.
"Saya mengalami keguguran ketika dia (suaminya) menendang perut saya pada suatu malam. Setelah itu, ada satu kali keguguran lagi. Saya harus dirawat di rumah sakit sekali saat kebrutalan terjadi. Ekstrim. Ibu mertua saya memihak putranya untuk memukul saya, dan ini rutin,” ungkap wanita tersebut.
Baca Juga:Sejumlah Pelajar Ditelanjangi dan Dijemur Polisi, Ini Reaksi Polda Jabar
Ia beberapa kali pernah melakukan pertemuan dengan keluarga untuk memperbaiki sikap suaminya.
Namun, sang suami tak kunjung berubah. Ia tetap diperlakukan kasar oleh suaminya.
“Beberapa pertemuan antara keluarga saya dan mertua tidak membuahkan hasil dan nasib saya tidak berubah,” katanya.
Kejadian tersebut terjadi di negara bagian Arunachal Pradesh, India.
Lantaran tak tahan dengan kelakuan suaminya, wanita itu pun akhirnya memutuskan untuk kabur pada bulan September 2020 malam, dilansir
dari The Gulf News.
Baca Juga:20 Anak STM Ditelanjangi Polisi di Tangsel, Mau Demo Tolak UU Cipta Kerja
Si wanita itu kabur dengan membawa seorang pria yang sudah beristri. Ia mengaku lantaran membawa pria tersebut karena pria itu dulu pernah melamarnya, namun dia tolak.
“Saya telah menolak lamarannya untuk menikah karena dia mengatakan hal-hal akan berubah bagi saya jika saya menikah dengannya,” lanjutnya.
Si pria ternyata masih menaruh hati pada wanita itu. Bahkan si pria mengetahui klau si wanita itu tak hidup bahagia dengan pria itu.
Pria yang dibawa kaburnya itu pun mengetahui betapa sulitnya menjadi wanita yang selalu disiksa oleh suaminya.
Lantarana kasihan dengan kehidupan wanita yang ia cintai, pria itu pun mau dibawa kabur oleh si wanita.
Mereka pun memutuskan untuk lari pada tengah malam ke daerah yang bernama Tinsukia Assam.
“Tidak, itu bukan urusan cinta, tapi (pria itu) menyadari keadaan saya. Dia tahu bahwa suami saya menyerang saya setiap hari secara brutal selama lima tahun,” katanya.
Setelah berhasil kabur, si wanita akhirnya dihubungi kembali oleh pihak keluarga si pria.
Mereka pun mengajak wanita itu untuk pergi ke desa Arunachal, dan berjanji untuk merangkul hubungan mereka.
“Keluarga Nitul menghubungi kami dan memanggil kami ke desa. Mereka meyakinkan bahwa mereka akan menerima dan merangkul kami kembali di keluarga. Awalnya kami menolak tapi kemudian kami berpikir untuk pergi dan bersama keluarga kami sendiri. Saat itu tengah malam tanggal 25 September. Kami mencapai desa kami di distrik Changlang di Arunachal Pradesh,” paparnya.
Ia pun memilih untuk kembali ke keluarganya masing-masing. Naasnya, hal yang dibayangkan di wanita jika ia kembali akan bahagia kembali bersama suaminya. Namun ia malah menerima hal yang sebalinya.
Hal itu berada di luar ekspetasinya.
Pada malam saat ia tiba di desa Arunachal itu. Rupanya, semua warga sudah berkumpul di sana.
Saat tiba di tempat kejadian, sontak beberapa perempuan lanjut usia lansung menarik wanita itu keluar dari mobil dan merobek pakaiannya.
"Wanita itu kemudian dimandikan dengan air dingin dan rambutnya dipotong," kata pejabat Asosiasi Kesejahteraan Wanita Sel Narkotika Lekang.
Para wanita di desa tersebut selanjutnya bergiliran untuk menelanjangi wanita tersebut.
Insiden tersebut pun diabadikan oleh para pria di sana, bahkan saat korban berusaha bersembunyi.
Korban disuruh tidur di sebuah gedung sekolah tanpa pakaian dan tidak diberi makan sampai keesokan harinya. Video tersebut kemudian dibagikan di media sosial, hingga viral di mana-mana.
Sementara, pria yang kawin lari dengannya juga dihebohkan ketika dia mencoba menghentikan penduduk desa untuk menyerang wanita itu.
Menurut laporan itu, penduduk setempat membenarkan kebrutalan mereka yang menyalahkan wanita itu karena “mempermalukan” komunitas.
Setelah peristiwa itu, penduduk desa pun mengadakan pertemuan masyarakat untuk membahas tindakan yang akan dilakukan, namun keluarga perempuan tersebut tidak dipanggil.
Setelah diskusi, keputusan dengan suara bulat diambil untuk mendorong korban keluar dari desa tersebut. Si pria pun diperintahkan untuk memutuskan hubungan dengan wanita tersebut.