Mengintip Merdunya Tawa Anak-anak Melalui Dongeng di Bumi Mananjak

Pegiat literasi mendatangi Bumi Mananjak, mengait senyum hingga tawa anak-anak dengan mendongeng di hari Storytelling sedunia.

M Nurhadi
Sabtu, 03 April 2021 | 11:13 WIB
Mengintip Merdunya Tawa Anak-anak Melalui Dongeng di Bumi Mananjak
Dongeng anak-anak di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat (Antara)

Namun begitu, dalam kegiatan mendongeng itu, mereka juga menghadapi kendala di lapangan yang bersifat nonteknis yaitu cuaca yang tidak bisa diperkirakan, terkadang panas atau turun hujan. Akibatnya, ketika cuaca "tidak bersahabat" mereka terpaksa menunda kegiatan dan menggeser ke hari berikutnya.

"Walaupun begitu target kegiatan tetap bisa tercapai," katanya lagi.

Selama 16 hari berkeliling dusun dan desa untuk membacakan dongeng, para pegiat literasi itu menemukan pengalaman baru.

Tapi yang paling berkesan adalah saat melihat antusiasme dari anak-anak yang luar biasa bahkan minta dibacakan buku dongeng lagi yang lebih banyak. Tetapi karena lokasi yang cukup jauh dari Kota Pontianak, dan matahari pun mulai terbenam, para pegiat literasi hanya bisa membacakan dua hingga tiga buku dongeng di setiap taman baca.

Baca Juga:Hari Dongeng Sedunia: Kapan Diperingati, Sejarah, Tujuan dan Maknanya

"Tidak ada kendala teknis karena kami sudah beberapa kali berkunjung ke lokasi. Dibawa santai dan gembira aja, apalagi setelah melihat antusiasme dan raut bahagia di wajah anak-anak. Rasanya kegiatan yang kami laksanakan ini sangat berkesan bagi mereka dan bagi kami pribadi," ungkapnya.

Apresiasi Pemerintah Desa

Niat baik dari para penggiat literasi tersebut disambut positif masyarakat yang dikunjungi. Bahkan pemerintah desa setempat juga mengapresiasi kegiatan mereka yang pada intinya mendukung pemerintah meningkatkan literasi hingga ke desa-desa.

"Di tempat ini kami membuat taman baca, pada akhir tahun 1990-an dengan membuat rak sederhana," kata Suparyono, seorang tokoh pemuda dari Desa Tebang Kacang.

Buku yang tersedia ketika itu masih sangat terbatas. Namun lambat laun semakin banyak. "Dahulu jalan ke sini (Desa Tebang Kacang) juga masih sangat sulit," kata Suparyono yang juga menggagas pembangunan Musholla Darussalam di desanya itu.

Baca Juga:Terinspirasi Dunia Dongeng, Dior Perkenalkan Koleksi Terbaru dalam AW21

Pernyataan senada juga disampaikan, Abdul Rasyid, guru mengaji yang telah puluhan tahun membina anak-anak dan masyarakat di Desa Tebang Kacang.

Hadirnya penggiat literasi melalui dongeng yang disampaikan, telah menambah wawasan anak-anak didiknya.

"Kami di sini sangat senang dan berterima kasih, untuk kesekian kalinya anak-anak tidak hanya dihibur, namun juga mendapat ilmu yang bermanfaat dan menambah semangat mereka untuk belajar," katanya bersyukur.

Kegiatan yang dilakukan oleh para pegiat literasi tersebut juga mendapat sambutan positif dari Kepala Desa Sungai Kupah, Ismail.

Kegiatan tersebut sangat baik sekali. Karena juga sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan literasi dan wawasan masyarakatnya untuk terus lebih baik lagi.

Terutama untuk menambah wawasan dan mengarahkan pola pikir positif untuk anak-anak, tidak sekadar bermain gim dari telepon genggam saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini