Semah Laut, Ritual Sarat Makna Warga di Kepulauan Karimata Kalbar

Ada serangkaian prosesi saat ritual Semah Laut.

Husna Rahmayunita
Jum'at, 09 April 2021 | 10:36 WIB
Semah Laut, Ritual Sarat Makna Warga di Kepulauan Karimata Kalbar
Ritual Semah Laut di Kepulauan Karimata, Kayong Utara, Kalimantan Barat. (Suara.com/Ocsya Ade CP)

Dalam tradisi Semah Laut, harus ada jong untuk melengkapi balai. Kalau tidak pakai jong, artinya pelaksanaan Semah Laut tidak pas. Maka, warga setempat bisa saja dapat musibah dan penghasilan laut maupun darat kurang. "Makanya harus diadakan dan lengkap setiap tahun pada tanggal 4 bulan 4. Ini harus dilaksanakan," bebernya.

Pembuatan jong ini, kata Jabar, memakan waktu selama sepekan. Karena, harus mencari kayu yang tidak boleh sembarangan. Harus ringan dan sesuai kriteria. Meski sulit, kata Jabar, jong harus dibuat sebagai pelengkap Semah Laut. 

"Dulu pernah ditinggalkan (Semah Laut) selama tiga tahun. Lalu masyarakat kena serangan penyakit sampai meninggal dan hasil laut kurang. Maklumlah waktu itu masyarakat awam, jadi banyak alasan sampai tradisi ini ditinggal. Karena itulah, Semah Laut kembali digelar lagi," tuturnya.

Di sisi lain, kaum perempuan di desa ini juga disibukkan membuat hiasan untuk jong dan makanan yang disimpan di dalamnya. Rapiah salah satunya. Perempuan 70 tahun ini ditemui sedang menganyam daun kelapa. "Ini daun kelapa. Kami anyam untuk hiasan kapal atau jong," ucapnya.

Baca Juga:Dinkes Sleman Imbau Warga Gelar Tradisi Padusan di Rumah Saja

Daun kelapa yang dianyam membentuk pedang, keris dan macam-macam. "Jadi kami bagi tugas. Ada yang buat balai di Tanjung Ru, ada yang buat jong dan bikin nasi lempeng-lempeng kecil di Padang," bebernya.

Rapiah mengaku, sudah lama bergelut membuat anyaman ini ketika saat Semah Laut tiba. Ia mulai membuat anyaman ini dikala umurnya masih 15 tahun. Kini usianya memasuki 70 tahun. "Saya dari 15 tahun sudah ikut karena datok saya jadi dukun, saya cucu dukun," ucapnya.

Artinya, tradisi ini sudah ada sekitar lebih dari 60 tahun yang lalu. Dan, kini masih dilestarikan. "Tidak boleh tidak," tegasnya.

Sebelum jong diarungkan ke laut dan balai disimpan di Tanah Merah pada keesokan harinya, keduanya harus melalui ritual pada malam hari.

Tarian Hantu

Baca Juga:Tradisi Sadranan Jelang Ramadan, Warga Berdoa di Bekas Keraton Kartasura

Pada malam hari menjelang pelaksanaan inti dari Semah Laut, jong dan balai dihadirkan di lapangan yang menjadi pusat ritual. Para dukun darat dan laut berkumpul di sana untuk membacakan mantra dan mengisi sesajen di dalam jong dan balai. Isi dari balai dan kapal jong itu sama tapi bacaannya lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini