Perbatasan RI-Malaysia Dilanda Banjir, Warga Minta Normalisasi Sungai Badau

Banjir menyebabkan ruas jalan dan sejumlah permukiman penduduk serta fasilitas umum terendam air.

Husna Rahmayunita
Senin, 19 April 2021 | 08:57 WIB
Perbatasan RI-Malaysia Dilanda Banjir, Warga Minta Normalisasi Sungai Badau

SuaraKalbar.id - Banjir melanda Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang termasuk daerah Perbatasa RI-Malaysia, Minggu (18/4/2021) dinihari.

Banjir menyebabkan ruas jalan dan sejumlah permukiman penduduk serta fasilitas umum terendam air dengan kedalaman rata-rata 90 centimeter. Warga meminta normalisasi sungai.

Hal itu diungkapkan oleh Pelaksana tugas Camat Badau Edi Suharta yang meninjau langsung lokasi. 

"Ada beberapa rumah terendam banjir dan ruas jalan juga terendam, namun air saat ini berangsur surut," ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga:Titik Banjir di Kota Tanjungpinang Akibat Cuaca Ekstrem Siang Ini

Suharta mengatakan banjir disebabkan meluapnya sungai di sekitar pemukiman warga, karena curah hujan cukup tinggi dan terjadi pendangkalan Sungai Bunut akibat tumpukan sampah.
 
Menurut dia, ada beberapa rumah warga terendam seperti di Desa Badau dan Desa Janting, namun warga masih bertahan di rumahnya masing-masing, karena kondisi debit air berangsur surut.
 
"Pengalaman banjir sebelumnya, banjir itu hanya terjadi beberapa hari saja kalau tidak ada hujan susulan lagi beberapa hari ke depannya," ucap Suharta.

Selain itu, ruas jalan negara penghubung antara Desa Janting dan Desa Kurak juga terendam, di mana akses jalan tersebut menghubungkan enam desa lainnya ke Rumah Sakit Bergerak Badau.

Terkait kondisi tersebut, Suharta mengatakan perlu adanya normalisasi sungai segera supaya tidak terjadi banjir lagi
 
"Saya melihat sungai Badau itu sudah dangkal perlu dilakukan normalisasi, karena memang genangan air tidak cepat terbuang karena banyak sekali sampah di sungai," ungkapnya.

Dia mengatakan banjir yang terjadi di beberapa desa di Badau biasanya terjadi hanya beberapa hari saja. Namun untuk Desa Pulau Majang banjir bisa lama, karena Pulau Majang berada di danau.
 
"Saat ini memang kondisi banjir di Badau berangsur surut, namun merendam beberapa pemukiman penduduk dan fasilitas umum lainnya, termasuk jalan negara penghubung enam desa," kata Suharta.

Oleh karenanya, ia berharap tidak ada hujan susulan, sehingga kondisi banjir benar-benar surut dan aktivitas masyarakat bisa berjalan seperti biasanya.
 
"Kami berharap ada normalisasi Sungai Badau dan semoga saja kondisi banjir saat ini benar-benar surut," pungkasnya. 

Baca Juga:BPBD Perpanjang Darurat Banjir dan Longsor di Cianjur

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini