SuaraKalbar.id - Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin melakukan sidak ke Rumah Sakit Daerah atau RSD Idaman, Senin (3/5/2021) dini hari, menyusul keluhan warga terkait pelayanan dan fasilitas rumah sakit.
Usai sidak, Aditya pun memberikan teguran keras kepada pihak rumah sakit, dalam hal ini Direktur RSD Idaman.
Teguran tersebut disampaikan dalam rapat koordinasi (rakor) bulanan yang digelar secara virtual lewat tele conference. Seorang saksi menyebut Aditya marah besar mengetahui fasilitas RSD tak terawat dan sejumlah persoalan lain.
"Paak Wali menyoroti pelayanan yang sering mendapat komplain dari masyarakat. Bahkan ujar pak Wali, saat beliau sidak langsung tadi malam, ternyata memang benar adanya. Banyak temuan-temuan. AC ruangan yang tidak berfungsi, kamar mandi yang tidak terawat, wastafel yang rusak," ujar saksi kepada Kanalkalimantan.com (jaringan Suara.com).
Baca Juga:Usai Kualanamu, Polisi Mendadak Sidak Alat Rapid Test Bandara Hang Nadim
"Bahkan pak Wali menyebut menemukan alat-alat kesehatan yang sudah dikalibrasi tetapi malah tidak digunakan. Ada lagi alat-alat kesehatan yang tidak tepat penempatannya," sambuhnya.
Saksi yang merupakan salah satu peserta video conference juga mengatakan, Aditya meminta direktur RSD Idaman untuk bekerja lebih fokus dan serius usai mengetahui fakta di lapangan.
“Pak Wali meminta Bu Direktur agar tidak hanya bekerja dari balik meja atau sekadar menerima laporan-laporan bawahannya. Sangat keras pak Wali menyampaikan, ia tidak peduli dengan si A dan si B. Karena menurut pak Wali, RSD Idaman itu tanggung jawab direktur, oleh karenanya harus benar-benar menangani,” sambungnya.
Sebelumnya, saat melakukan sidak, Aditya mengaku menerima banyak keluhan dari warga soal RSD Idaman. Keluhan warga itu disamapaikan langsung kepadanya.
Dalam sidak tersebut, Walkot Aditya didampingi oleh Ketua Dewan Pengawas (Dewas) RSD Idaman.
Baca Juga:Jelang Pekan Ketiga Ramadhan, Sidak Pasar Digelar di Balikpapan
"Banyak yang akan kita evaluasi. Kasihan warga masyarakat kita kalau kelalaian dan kesalahan terus dibiarkan berulang,” kata Aditya.