SuaraKalbar.id - Ubay Banser, seorang driver ojek online (ojol) gratiskan biaya antar kebutuhan warga yang tengah menjalani isolasi mandiri atau isoman.
Kisah Ubay Banser membuat terenyuh. Ia sukarela membantu warga yang sedang isoman di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Pria itu memantapkan dirinya menjadi relawan isoman. Antar jemput kebutuhan warga Pontianak yang sedang menjalani isoman karena terpapar Covid-19, menjadi tugasnya saat ini. Ubay tak pernah meminta bayaran untuk hal ini.
"Selagi sehat dan tak lagi tidur, saya siap melayani," kata Ubay kepada SuaraKalbar.id memulai obrolan, belum lama ini.
Baca Juga:Sehari sampai 3 Jenazah, Petugas Pemulasaraan Jakarta Akui Banyak Pasien Isoman Meninggal
Ubay Banser adalah nama ngetopnya sejak bergabung menjadi pasukan Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) Kota Pontianak. Nama lelaki dengan perawakan seram dan 'gelap' ini sebenarnya adalah Jubeironi. Tapi hatinya tak begitu.
"Ketika sudah memantapkan diri menjadi relawan, jangan pernah mengharapkan imbalan. Jalani dan syukuri atas nikmat sehat yang Allah berikan. Itu yang saya terapkan pada diri saya," kata Ubay.
Inilah menjadi alasan Ubay tidak mau menerima bayaran setiap isoman yang ditolongnya. Bahkan, ia berani dan mau menalangi dulu keperluan isoman yang dibeli.
Lantas, biaya kesehariannya dari mana?
Pemuda yang tinggal di Siantan, Pontianak Utara ini dulunya adalah seorang jurnalis media cetak ternama di Pontianak. Saat peralihan menuju era digital, perusahaan media tempatnya bekerja berangsur tumbang.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca Pontianak Hari Ini, Kamis 22 Juli 2021
Ubay pun pindah haluan membuka usaha warung kopi sambil melayani percetakan kecil-kecilan. Ubay merasa usaha itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan anak dan istri. Akhirnya dia melamar dan diterima menjadi driver ojek online (ojol).
Pandemi ini benar-benar membuat mati usahanya. Jam operasional warung kopinya dibatasi. Resepsi pernikahan dan hajatan lainnya dibatasi, percetakannya pun sepi.
Karena inilah, Ubay jadi lebih fokus di lapangan melayani konsumen ojol. Saat tidak mendapat orderan pelanggan secara online, Ubay melayani pesanan manual dari orang yang menghubungi kontaknya.
"Bismillah, kembali stay di lapangan. Untuk kawan2 yg lagi Isoman area Pontianak, bila membutuhkan keperluan obat/makanan, silahkan call/chat ke saya. Siap bantu belikan. WA: 081345728072," begitu postingan Ubay di media sosialnya.
Niat baik Ubay ini karena melihat banyak keluhan pelanggan akan susahnya mendapat driver ojol yang terjebak penyekatan jalan saat pembatasan aktivitas berlevel, sejak minggu kedua Juli ini.
Postingan Ubay disambut warganet. Banyak yang membagikan postingannya. Alhasil, telepon seluler Ubay jarang tak berdering.
"Awalnya, ada dermawan yang berbagi segelas minuman untuk para tenaga kesehatan di rumah sakit wilayah Pontianak dan Kubu Raya. Dia membaca postingan saya di media sosial tentang layanan membelikan keperluan untuk pasien isoman," cerita Ubay.
Bahkan, kata Ubay, dermawan tersebut meminta jadwal pengantaran minuman selama seminggu ke rumah sakit yang terdata.
"Mulai Jumat itu, saya sudah mulai mendistribusikan. Per hari ada 40 sampai 50 cup minuman diantar ke rumah sakit terkhusus ruang layanan Covid-19. Si dermawan sudah mengontak salah satu resto. Pas jam antar, saya hanya tinggal menunggu minuman disiapkan," kisahnya.
Dalam satu minggu ada 16 rumah sakit dan puskesmas yang menjadi tujuan pengantaran minuman tersebut. Termasuk Upelkes Kalbar di Pontianak Utara yang dijadikan rumah sakit lapangan atau darurat.
"Saya siap menjadi relawan isoman. Yang awalnya kebiasaan bangun jam satu atau dua siang, sekarang alarm agak geser lebih awal. Jam sebelas sudah harus bangun meski jam tujuh pagi baru tidur. Sebab malamnya antisipasi kebutuhan darurat masyarakat yang minta belikan atau antarjemput obat dari apotek ke rumah," kata Ubay.
Ia mengaku senang masih ada dermawan yang mau membantu sesama. Juga bangga kepada tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19.
"Saya hanya mantan pekerja lapangan dan driver ojol, kurang mampu membantu dalam hal materi. Hanya bisa meluangkan waktu kepada yang membutuhkan untuk beli atau antar keperluan," ujarnya.
Menurut Ubay, bila ada sepuluh keburukan, semoga satu kebaikan yang tetap terbaca. Bila tak dapat membantu, kata Ubay, setidaknya diam lebih baik dari pada terus banyak komentar.
"Saya selalu mengajak teman yang sehat bantu yang sakit. Makanya gerakan ini saya buat tagline #SehatBantuSakit dan #SahabatDelivery. Yang membutuhkan, bisa menghubungi," ujar Ubay.
Sejak itulah, Ubay ketiban pesanan manual. Mulai dari minta dibelikan obat, oksigen, makanan dan kebutuhan isoman lainnya. Antar sini dan sini, digarap Ubay.
Manusia ada lelahnya juga. Karena itu, Ubay membuka ruang kepada teman-temannya untuk bergabung menjadi relawan. Ubay membuat grup komunikasi di WhatsApp. Namaya Sahabat Delivery.
"Alhamdulillah, banyak kawan-kawan sesama driver dan Banser yang membantu gerakan ini. Sebelum mereka bergabung, saya bilang ini gerakan sosial, jadi jangan berharap imbalan," kata Ubay.
Kehadiran #SahabatDelivery ini dianggap sangat membantu masyarakat. Kini jangkauan pelayanan Ubay dan kawan-kawan dari ujung Kota Pontianak sampai ke Kabupaten Kubu Raya.
Tak ada prioritas kalangan yang dilayani. Semua yang membutuhkan bantuan penanganan Covid-19 tetap diutamakannya. Termasuk teman-teman jurnalis juga menjadi target yang dibantu Ubay.
"Semua kita bantu. Termasuk teman jurnalis. Bagaimana pun juga, saya pernah menjadi jurnalis. Saya terpanggil untuk membantu jurnalis-jurnalis yang tumbang karena Covid-19," kata Ubay.
Apalagi kata Ubay, ini sudah menjadi kebiasaan. Sebelum pandemi Covid-19 menyerang, dia hampir jarang menolak pesanan untuk pembelian atau pengantaran hal yang berkaitan dengan kesehatan.
"Walau jauh, panas bedengkang, atau hujan berpetir tetap saya layani. Karena dalam situasi urgent, orang pasti panik dan membutuhkan pertolongan. Kebetulan istri lulusan kesehatan, jadi jiwa soal kesehatan saya tumbuh," ujarnya.
Ramses Tobing, seorang jurnalis media cetak di Pontianak merupakan salah satu pelanggan tetap Ubay. Ia menggunakan jasa Ubay secara manual.
"Kita memaklumi, kondisi sekarang banyak yang membutuhkan driver, makanya susah didapat. Bersyukurlah ada sahabat kita Ubay yang siap membantu," ucap Ramses.
Lelaki yang tinggal di Sungai Kakap, Kubu Raya ini juga bagian dari Satgas Covid-19 Jurnalis Pontianak. Selain liputan, dia juga mengurusi keperluan jurnalis-jurnalis yang isoman.
"Kami merasa terbantu, waktu itu jam dua subuh ada teman kita yang butuh oksigen, Ubay hadir membawakan tabung oksigen miliknya," kata Ramses.
Selama masa isoman, para jurnalis disuplai vitamin, madu dan oksigen bagi yang memerlukan. Ubay, kata Ramses, semacam sudah dikontrak. Ia selalu siap mengantar kebutuhan para isoman.
"Herannya, dia (Ubay) tak mau dibayar, padahal kami order, walau secara manual. Terima kasih atas gerakan ini, semoga kita selalu diberi kesehatan. Karena, kita yang sehat berkewajiban membantu yang sakit," ucapnya.
Itulah kisah Ubay Banser, driver ojol yang nyambi jadi relawan isoman.
Kontributor : Ocsya Ade CP