SuaraKalbar.id - Bacaan Surat An-Nasr lengkap dengan tulisan latin Surat An-Nasr dan arti Surat An-Nasr.
Berikut ini bacaan Surah An Nasr ayat 1-3 Arab, latin, dan artinya dalam Bahasa Indonesia.
idza jaa'a nashrullaahi wal-fat-h
Artinya: apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
Baca Juga:Surat An-Nasr: Diturunkan di Mana? Lengkap Peristiwa dan Bacaan Doa Latin serta Artinya
wa ra'aitan-naasa yadkhuluna fii diinillaahi afwaajaa
Artinya: dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,
fa sabbih bihamdi rabbika wastagfir-h, innahuu kaana tawwaabaa
Artinya: maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima taubat.
Banyak yang masih belum tahu, Surat An-Nasr diturunkan di kota mana. Apakah Surat An-Nasr termasuk Surat Makiyyah atau Surat Madaniyah? Lalu, ada berapa ayat dalam surat ini? Bagaimana dengan isi surat tersebut? Di dalam Surat An-Nasr menceritakan tentang peristiwa apa? Dari pada penasaran, langsung saja simak penjelasannya berikut ini.
Baca Juga:Surat An Nasr, Baca untuk Mendapat Pertolongan Allah
Penting untuk diketahui, bahwa Surat An-Nasr diturunkan di kota Madinah, sehingga surat ini termasuk Surat Madaniyah. Surat An-Nasr memiliki 3 ayat dan termasuk dalam salah satu surat terakhir yang diturunkan, yaitu surat ke 110 yang dilansir dari Kemenag. Lantas, surat An Nasr menceritakan tentang peristiwa apa?
Peristiwa yang Diceritakan dalam Surat An-Nasr
Surat An-Nasr menceritakan tentang kisah menyedihkan Rasulullah SAW dan umat Islam. Dikutip dari Tafsir Ibn Katsir Juz' 30 (Part 30) karya Muhammad Saed Abdul-Rahman, An-Nasr merupakan surat terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW.
Ketika Surat An-Nasr diturunkan, sebetulnya umat Islam dalam kondisi berbahagia. Selain berhasil menguasai kembali kota Makkah, Islam juga mulai menunjukkan pengaruhnya di jazirah Arab. Namun, alih-alih Surat An-Nasr menceritakan tentang kemenangan dan kejayaan Islam, ayat ini justru menyelipkan kabar duka.
Surat An-Nasr yang menceritakan kemenangan Islam dan menginformasikan kepergian Rasulullah SAW menghadap Allah SWT, sebetulnya memiliki satu arti penting lainnya di mana ayat ini menegaskan kualitas kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Jika pemimpin lain ikut merayakan keberhasilan setelah sukses melakukan revolusi, sementara Rasulullah SAW tetap rendah hati dan hidup seperti biasa. Rasulullah SAW justru semakin dekat dengan Allah SWT dan berharap selalu mendapatkan petunjuk Allah SWT.
Rasulullah SAW juga semakin hati-hati dan mohon maaf atas semua kesalahan dan ketidaksempurnaan. Perbedaan lain adalah Rasulullah SAW tidak membawa misi sendiri saat berdakwah. Namun, Rasulullah SAW membawa misi dari Allah SWT bukan tujuannya sendiri.
(Rishna Maulina Pratama)