Pengembangan Padi di Kalbar Ditargetkan 315 Ribu Hektare, Proyeksinya Mencapai 945 Ribu Ton

Menurut Florentinus, selama ini sebagian besar lahan yang ada dikembangkan oleh petani secara swadaya. Oleh karena itu, dirinya menilai intervensi pemerintah masih perlu

Bella
Kamis, 03 Februari 2022 | 20:05 WIB
Pengembangan Padi di Kalbar Ditargetkan 315 Ribu Hektare, Proyeksinya Mencapai 945 Ribu Ton
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum (ANTARA/Dedi)

SuaraKalbar.id - Tahun ini, pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) targetkan pengembangan padi seluas 315 hektare.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum, Kamis (3/2/2022).

"Dari luas lahan tersebut diproyeksikan produksi padi 2022 dengan produktivitas 3,1 ton per hektare sebanyak 945 ribu ton," ujarnya, melansir Antara.

Menurut Florentinus, selama ini sebagian besar lahan yang ada dikembangkan oleh petani secara swadaya. Oleh karena itu, dirinya menilai intervensi pemerintah masih perlu dimaksimalkan.

Baca Juga:929 KK di Kalbar Mendapat SK Hutan Sosial dari Presiden Jokowi, Gubernur Sutarmidji Usul Tanam Petai dan Jengkol

"Kami tidak memungkiri untuk pengembangan padi ini masih didominasi petani secara swadaya. Bantuan pemerintah baik pusat maupun provinsi saat ini ada pengurangan," katanya.

Meski begitu, pihaknya telah melakukan berbagai upaya demi menunjang perkembangan produk tifitas petani. Pihaknya akan mengarahkan dan melakukan kebijakan di antaranya intensifikasi terhadap tahapan proses produksi.

Dijelaskan Florentinus, intensifikasi ini masuk ke dalam setiap tahapan proses produksi pertanian dari hulu sampai ke hilir, mulai dari semai, pengolahan tanaman, pemupukan dan sebagainya kemudian panen sampai ke pada tata niaga.

"Intensifikasi perlu sentuhan teknologi. Teknologi di pertanian itu selalu menjadi satu amunisi. Dalam intensifikasi pertanian tentu butuh benih yang unggul," kata dia.

Selanjutnya, untuk pertanian berbasis klaster, perlu memaksimalkan potensi dan efisiensi pentingnya pengembangan berbasis klaster yang terintegrasi dari hulu dan hilir sehingga terpadu.

Baca Juga:Nyamar Jadi Pembeli, Anggota Polres Sambas Berhasil Meringkus 2 Pengedar Sabu

"Pengembangan berbasis kawasan para pihak terlibat bukan hanya pemerintah namun masyarakat, swasta dan lainnya sehingga ada kekuatan dan kemandirian pangan, petani sejahtera dan agrobisnis usaha tani tersebut juga lancar," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini