"Kita mendukung program pemerintah terkait dengan ditiadakan nya festival tersebut, yang mana saat ini kita ketahui bahwa pemerintah terkait sedang meminimalisir adanya terjadi cluster baru yakni omicorn, maka dari itu ya kita sangat mendukunglah program pemerintah ini," tandasnya.
Dirinya berharap agar di tahun berikutnya dirinya beserta masyarakat Tionghoa lainnya dapat melakukan festival-festival dengan adanya batasan, dan semoga pandemi ini cepat berakhir.
"Semoga pandemi ini cepat berlalu, dengan dukungan serta kesadaran masyarakat juga tentunya, supaya covid ini tidak merbak kemana-mana, mudah-mudahan udah tidak ada covid lagi hingga bisa kembali normal jadi semua acara bisa berlangsung dengan normal tanpa adanya batasan seperti ini," jelasnya.
Sementara itu Aseng salah satu masyarakat Tionghoa menyebut jika dirinya pada saat ini tidak bisa melihat festival-festival yang dimeriahkan oleh sejumlah masyarakat Tionghoa, seperti tattung, bakar naga, dan sejenisnya, karena ada larangan dari Pemerintah Daerah untuk menghalau penyebaran cluster baru, sehingga hal tersebut dilakukan untuk mencegah sejumlah masyarakat berkerumun.
Baca Juga:Wow, Ada 50 Jalan Setapak Hubungkan 55 Desa di Perbatasan Kalbar dengan 32 Kampung di Sarawak
"Pada tahun ini saya tidak bisa menyaksikan ritual pembakaran naga yang biasa dilakukan oleh masyarakat kami, tapi setidaknya dengan adanya hiasan naga yang di pajang Voice ini membuat suasana Cap Go Meh serasa ada," katanya.
Dirinya berharap agar di tahun berikutnya ada ritual pembakaran naga dan festival-festifal lainnya.
"Semoga pandemi ini cepat berlalu, sebanrnya saya sudah lelah dengan pandemi ini, tapi kita banyak-banyak meminta kepada kepercayaan kami agar pandemi ini segera berlalu," pungkasnya.
- 1
- 2