SuaraKalbar.id - Kepolisian Negara Republik Indonesia sebut gas air mata kedaluwarsa yang digunakan dalam tragedi kanjuruhan memiliki efek yang lebih ringan dibanding yang masih berlaku.
Dedi menyebutkan setiap gas air mata mempunyai batas waktu penggunaan, tetapi berbeda dengan kedaluwarsa pada makanan yang menimbulkan jamur dan bakteri hingga bisa mengganggu kesehatan.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa gas air mata yang berbahan dasar kimia, memiliki sifat kebalikan dari makanan. Ketika gas air mata kedaluwarsa, kadar kimianya berkurang.
Dedi juga mengungkapkan efektivitas gas air mata kedaluwarsa ketika ditembakkan tidak bisa lebih efektif lagi dibanding yang belum kedaluwarsa.
Baca Juga:Suko Sutrisno Angkat Bicara Soal Misteri Pintu Stadion Kanjuruhan
Ketika gas air mata sudah kedaluwarsa ditembakkan akan terjadi partikel-partikel seperti serbuk bedak. Ditembakkan jadi ledakan di atas, ketika terjadi ledakan timbul partikel-partikel lebih kecil yang dihirup, kemudian kena mata mengakibatkan perih.
"Jadi, kalau misalnya sudah expired, justru kadarnya berkurang secara kimia, kemudian kemampuan gas air mata ini juga menurun," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan itu, Dedi tak menampik adanya penggunaan gas air mata kedaluwarsa tersebut.
"Ada beberapa yang ditemukan (gas air mata) tahun 2021, saya masih belum tahu jumlahnya, tapi ada beberapa,” katanya.
Meski belum diketahui berapa jumlah gas air mata kedaluwarsa yang digunakan saat kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Dedi memastikan sebagian besar gas air mata atau (chlorobenzalmalononitrile/CS) yang digunakan saat itu adalah gas air mata yang masih berlaku dengan jenis CS warna merah dan biru.
Baca Juga:Sempat Jadi Sorotan dalam Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Akhirnya Copot Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta
Dirinya menjelaskan ada tiga jenis gas air mata yang digunakan oleh personel Brimob di seluruh Indonesia, yakni warna merah, biru dan hijau. Penggunaannya pun diatur sesuai eskalasi massa dan tingkat kontijensi yang terjadi.
- 1
- 2