Pencegahan Penyakit Tidak Menular Jadi Fokus Utama di Pontianak International Health Conference 2024

Gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan ngafe yang saat ini populer, berdampak buruk pada kesehatan,

Bella
Kamis, 05 September 2024 | 19:30 WIB
Pencegahan Penyakit Tidak Menular Jadi Fokus Utama di Pontianak International Health Conference 2024
Ilustrasi kesehatan (Elements Envato)

SuaraKalbar.id - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, menekankan pentingnya upaya pencegahan penyakit tidak menular (PTM) di tengah masyarakat. Hal ini disampaikan saat membuka kegiatan Pontianak International Health Conference ke-4 tahun 2024 yang digelar di Aula Pendidikan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak.

Harisson menjelaskan bahwa PTM seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung kini menjadi ancaman serius di Kalimantan Barat. Menurutnya, perubahan gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi gula dan kurangnya aktivitas fisik, turut meningkatkan risiko PTM, terutama di kalangan generasi muda.

"Gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan ‘ngafe’ yang saat ini populer, berdampak buruk pada kesehatan. Ini berpotensi menambah jumlah penderita diabetes dan PTM lainnya di usia muda," ujar Harisson pada Rabu (4/9).

Selain itu, Harisson menyoroti tantangan yang dihadapi dalam pencegahan dan penanganan PTM di daerah-daerah terpencil di Kalimantan Barat. Dengan hampir 80 persen wilayah yang sulit diakses, beberapa dusun hanya dihuni oleh sekitar 10 kepala keluarga, sehingga mempersulit layanan kesehatan. Keterbatasan akses dan tenaga kesehatan di wilayah terpencil semakin memperburuk situasi.

Baca Juga:Kabupaten Sintang Sumbang Inflasi Tertinggi di Kalimantan Barat, Pemda Fokus Stabilkan Harga

"Kita harus memperkuat upaya pencegahan melalui edukasi, kampanye gaya hidup sehat, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan," tegasnya.

Harisson juga mengajak semua pihak, mulai dari tenaga kesehatan hingga masyarakat luas, untuk berkolaborasi dalam pencegahan PTM. Ia berharap konferensi ini menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan inovasi guna menciptakan sistem kesehatan yang lebih inklusif di Kalimantan Barat.

"Kita perlu memulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga, untuk menerapkan pola hidup sehat," tutup Harisson.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini