SuaraKalbar.id - Kabupaten Sintang mencatatkan diri sebagai penyumbang inflasi tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat dengan angka mencapai 2,11 persen year on year (y-o-y), berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kalbar. Angka ini menempatkan Sintang di puncak daftar wilayah dengan inflasi tertinggi di Kalbar, diikuti oleh Kabupaten Kayong Utara dengan 1,92 persen, Ketapang 1,63 persen, dan Kota Pontianak sebesar 1,31 persen.
Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, mengungkapkan hal ini dalam konferensi pers di Pontianak pada Selasa (3/9). Ia menyebutkan bahwa Kota Singkawang mencatat inflasi terendah dengan 1,16 persen y-o-y, menjadikan Sintang sebagai fokus utama pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi.
"Kondisi inflasi di Kalbar sudah disampaikan kepada Kemendagri pada rapat koordinasi mingguan Pengendalian Inflasi tahun 2024 secara virtual," ujar Harisson.
Rapat ini dipimpin oleh Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kemendagri, Dr. Yusharto Huntoyungo, M.Pd., yang secara rutin dilakukan untuk memantau dan mencari solusi pengendalian inflasi di seluruh Indonesia.
Baca Juga:Harrison Prihatin Angka Pernikahan Dini Masih Tinggi di Kalbar
Harisson juga menambahkan bahwa Provinsi Kalimantan Barat berhasil menempati urutan kelima dengan inflasi terendah secara nasional, yakni sebesar 1,47 persen y-o-y. Provinsi ini berada di belakang Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Kepulauan Bangka Belitung. Atas pencapaian ini, Kemendagri memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah yang telah bekerja keras menjaga stabilitas harga di daerah masing-masing.
"Terima kasih kepada seluruh pemerintah daerah yang berhasil mengendalikan inflasi. Ini adalah hasil dari kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat," kata Dr. Yusharto Huntoyungo.
Meskipun inflasi di Kalbar relatif terkendali, kontribusi Kabupaten Sintang sebagai penyumbang tertinggi tetap menjadi perhatian serius. Pemerintah daerah melalui berbagai strategi dan koordinasi terus berupaya menekan angka inflasi ini, terutama dengan pengendalian harga pangan dan stabilisasi pasokan komoditas penting seperti beras, cabai, dan daging.
Data dari Pemerintah Provinsi Kalbar menunjukkan bahwa harga beras medium di pasar lokal berada di kisaran Rp13.800 per kilogram, dengan beras Bulog SPHP dijual seharga Rp13.100 per kilogram dan beras premium seharga Rp17.766 per kilogram. Harga cabai rawit hijau mencapai Rp28.666 per kilogram, cabai rawit merah Rp69.266 per kilogram, dan cabai keriting Rp37.133 per kilogram.
Selain itu, harga bawang merah di pasar terpantau stabil di angka Rp25.000 per kilogram, bawang putih Rp35.000 per kilogram, gula pasir Rp17.000 per kilogram, minyak goreng kemasan Rp19.000 per liter, daging ayam Rp28.000 per kilogram, dan daging sapi Rp152.000 per kilogram.
Baca Juga:Jumlah Titik Panas Meningkat Tajam di Kalbar, Begini Kata BMKG
Pemerintah Kabupaten Sintang bersama Pemerintah Provinsi Kalbar terus memantau perkembangan harga di pasar dan memastikan pasokan barang kebutuhan pokok tetap stabil untuk menekan laju inflasi, khususnya di wilayah yang berkontribusi signifikan terhadap kenaikan harga di Kalbar.
"Upaya ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat serta kestabilan ekonomi di Kalimantan Barat," pungkas Harisson.