Pontianak Optimis Capai Target Penurunan Stunting 14 Persen pada 2024

Target 14 persen di akhir 2024 optimistis bisa terealisasi. Apalagi Kota Pontianak sempat mendapat insentif fiskal dari pemerintah pusat,

Bella
Jum'at, 06 September 2024 | 14:12 WIB
Pontianak Optimis Capai Target Penurunan Stunting 14 Persen pada 2024
ilustrasi stunting (freepik.com)

SuaraKalbar.id - Penjabat Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Ani Sofian, menyatakan optimistis mampu menurunkan angka stunting sesuai target nasional, yaitu sebesar 14 persen pada akhir tahun 2024. Optimisme tersebut didukung oleh hasil positif yang telah dicapai dan dukungan insentif fiskal dari pemerintah pusat.

"Target 14 persen di akhir 2024 optimistis bisa terealisasi. Apalagi Kota Pontianak sempat mendapat insentif fiskal dari pemerintah pusat,” kata Ani Sofian dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Stunting 2024 yang berlangsung di Jakarta.

Ani menjelaskan, penurunan angka stunting di Pontianak terus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Pada 2021, angka stunting mencapai 24,4 persen dan turun menjadi 19,7 persen pada 2022. Pada 2023, angkanya kembali menurun hingga 16,7 persen.

Pemkot Pontianak menargetkan angka stunting sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yaitu penurunan stunting pada balita hingga 14 persen di tahun 2024, yang juga tertuang dalam RPJMD kota tersebut.

Baca Juga:Ribuan Umat Katolik Pontianak Khusyuk Ikuti Misa Paus Fransiskus di GBK secara Online di Gereja Katedral Santo Yosef

Untuk mencapai target tersebut, Pemkot Pontianak telah menetapkan sejumlah langkah strategis, termasuk Peraturan Wali Kota Nomor 18 Tahun 2022 tentang percepatan pencegahan dan penurunan stunting. Selain itu, rencana aksi percepatan penurunan stunting disusun sebagai bagian dari implementasi aksi konvergensi di lapangan.

"Kami membentuk tim percepatan penurunan stunting mulai dari tingkat kota hingga kelurahan dan rutin mengadakan rembuk stunting di berbagai tingkat," ujar Ani.

Selain itu, Pemkot Pontianak mengembangkan inovasi intervensi spesifik yang mencakup pelayanan kesehatan terpadu bagi calon pengantin, pencegahan anemia bagi remaja putri melalui pemberian tablet tambah darah, hingga pendampingan ibu hamil dengan beras Fortivit. Intervensi sensitif seperti perbaikan sanitasi, rumah tak layak huni, dan pemberian bahan pangan bagi keluarga dengan balita berisiko stunting juga dilakukan.

Pontianak juga telah meluncurkan sistem manajemen data stunting digital bernama "Pontianak Zero Stunting (PAZTI)" yang mempermudah pemantauan penurunan stunting secara mobile.

Baca Juga:KPU Sebut Administrasi Bapaslon Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono-Bahasan Perlu Perbaikan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini