Oknum Pelatih Karate di Pontianak Diduga Cabuli 7 Murid Perempuan

Pelatih karate di Pontianak (J, 58) diduga cabuli 7 murid perempuan sejak 2024. Polisi amankan pelaku. Walikota kecewa, minta pengawasan kegiatan sekolah diperketat.

Bella
Senin, 21 April 2025 | 20:20 WIB
Oknum Pelatih Karate di Pontianak Diduga Cabuli 7 Murid Perempuan
ilustrasi kekerasan seksual (freepik)

SuaraKalbar.id - Seorang oknum pelatih karate berinisial J (58) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, diduga telah mencabuli tujuh orang murid perempuannya.

Aksi bejat tersebut dilaporkan terjadi di salah satu sekolah di Pontianak dan berlangsung dalam kurun waktu mulai tahun 2024 hingga Februari 2025.

Kepolisian Daerah Kalimantan Barat melalui Subdirektorat Remaja, Anak dan Wanita (Renata) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) telah mengamankan pelaku untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Saat ini, proses hukum tengah berjalan guna mengungkap lebih jauh motif dan kronologi tindakan pelaku.

Baca Juga:Ibu Tiri Divonis 20 Tahun Penjara Atas Kematian Nizam: Keluarga Kecewa!

Menanggapi kasus tersebut, Wali Kota Pontianak Edi Kamtono mengungkapkan rasa kecewa dan marahnya atas kejadian yang mencoreng dunia pendidikan dan dunia olahraga.

Ia menyesalkan bahwa pelaku yang seharusnya menjadi teladan justru melakukan tindakan yang tidak pantas terhadap anak-anak.

“Tentu saya kesal. Baru dapat berita kemarin orang-orang terdekat yang menjadi panutan terutama anak-anak justru melakukan tindakan hal yang tidak diinginkan,” ujar Edi kepada wartawan, Senin (21/4/2025).

Edi menegaskan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap seluruh aktivitas ekstrakurikuler di lingkungan sekolah, termasuk kegiatan bela diri seperti karate.

Menurutnya, interaksi antara pelatih dan siswa harus berada dalam pengawasan pihak sekolah maupun orang tua.

Baca Juga:Rute dari Pontianak ke Danau Sentarum Kapuas Hulu, Lengkap dengan Pilihan Transportasi

“Tentu ini perlu dilakukan pengawasan yang intens lagi untuk kegiatan ekstrakurikuler, tidak hanya kegiatan karate tetapi juga kegiatan lainnya,” tambahnya.

Kasus ini, kata Edi, menjadi peringatan keras dan bahan evaluasi serius bagi seluruh pemangku kepentingan, khususnya Dinas Pendidikan Kota Pontianak.

Ia mendorong agar sistem pengawasan dan pengendalian terhadap aktivitas yang melibatkan anak-anak diperkuat.

“Tentu Ini menjadi bahan evaluasi di dunia pendidikan termasuk kita di dinas pendidikan,” katanya.

Lebih jauh, Edi Kamtono berharap kasus serupa tidak akan terulang kembali di Kota Pontianak.

Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama dalam mencegah tindak kekerasan maupun pelecehan seksual terhadap anak.

“Ini kita harapkan tidak terjadi lagi di Kota Pontianak. Kita semua harus peduli dengan lingkungan dengan hal-hal yang rentan seperti ini,” tegasnya.

Pihak kepolisian hingga saat ini masih terus mendalami kasus tersebut, termasuk menggali keterangan dari para korban dan saksi lainnya.

Sementara itu, Dinas Pendidikan setempat juga disebut tengah melakukan koordinasi internal untuk mengevaluasi prosedur keamanan dan pengawasan dalam kegiatan sekolah, terutama yang melibatkan pihak eksternal seperti pelatih atau instruktur.

Perempuan korban kekerasan seksual. (Wikimedia Commons/Rajulur Rasyid)
Perempuan korban kekerasan seksual. (Wikimedia Commons/Rajulur Rasyid)

Tips Pencegahan Kekerasan Seksual terhadap Anak dan Remaja

  1. Pengawasan Ketat terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
    Sekolah wajib memastikan semua kegiatan ekstrakurikuler diawasi oleh guru atau staf yang terpercaya. Setiap kegiatan yang melibatkan pelatih eksternal harus didampingi oleh pendamping resmi dari sekolah.
  2. Pilih Pelatih atau Instruktur yang Terverifikasi
    Pastikan pelatih atau instruktur memiliki rekam jejak yang baik dan telah melalui proses seleksi serta verifikasi latar belakang (background check). Perlu ada surat pernyataan atau perjanjian kode etik antara pelatih dan pihak sekolah.
  3. Edukasi Seksual Sejak Dini
    Ajarkan anak-anak tentang bagian tubuh pribadi dan batasan sentuhan yang boleh dan tidak boleh sejak usia dini dengan bahasa yang mudah dipahami. Gunakan pendekatan edukatif agar anak mampu membedakan tindakan yang sehat dan tidak sehat.
  4. Bangun Komunikasi Terbuka dengan Anak
    Ciptakan suasana yang aman bagi anak untuk menceritakan hal-hal yang mereka alami tanpa takut dimarahi. Ajarkan anak untuk segera melapor jika merasa tidak nyaman atau mengalami pelecehan, baik secara fisik maupun verbal.
  5. Pasang CCTV di Area Strategis Sekolah
    Keberadaan kamera pengawas di tempat strategis seperti ruang olahraga, lorong, dan area ekstrakurikuler dapat meminimalkan peluang terjadinya kekerasan.
  6. Latih Anak Mengenali dan Menolak Pelecehan
    Ajarkan anak untuk berani mengatakan "tidak" dan segera menjauh jika merasa tidak nyaman. Latih anak agar tahu kepada siapa mereka bisa melapor: guru, orang tua, atau pihak berwenang.
  7. Libatkan Orang Tua secara Aktif
    Sekolah perlu melibatkan orang tua dalam setiap aktivitas yang melibatkan pihak luar, termasuk meminta persetujuan tertulis untuk keikutsertaan anak dalam kegiatan tertentu. Orang tua sebaiknya rutin menanyakan kegiatan anak di sekolah dan teman-temannya.
  8. Sediakan Layanan Konseling dan Pengaduan
    Sekolah perlu memiliki layanan konseling atau unit perlindungan anak yang siap menerima dan menindaklanjuti laporan kekerasan secara profesional dan rahasia. Informasi mengenai jalur pengaduan harus dipasang secara terbuka dan mudah diakses.
  9. Perkuat Regulasi dan Sanksi Tegas
    Pemerintah daerah bersama sekolah perlu membuat SOP (Standard Operating Procedure) pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual. Berikan sanksi tegas kepada pelaku agar memberikan efek jera dan menjaga keamanan lingkungan pendidikan.
  10. Pendidikan Karakter dan Etika untuk Semua Pihak
    Tanamkan nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial kepada siswa, guru, dan pelatih. Budaya saling menghormati dan menjaga batas perlu dibangun secara kolektif di lingkungan pendidikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini