“BMKG memprediksi risiko kebakaran hutan dan lahan akan meningkat tajam mulai Juni dan memuncak pada Juli hingga September. Ini perlu diantisipasi sejak dini,” ujar Daniel dalam keterangan resminya.
Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2024, Kalbar mencatat sedikitnya 271 titik panas (hotspot), dengan Kabupaten Sanggau dan Kubu Raya sebagai wilayah dengan jumlah hotspot tertinggi.
Sementara untuk Juli 2025, terutama pada rentang tanggal 2 hingga 8, sebagian besar wilayah Kalbar telah masuk status waspada, bahkan pada 2 dan 3 Juli mayoritas kawasan tergolong sangat mudah terbakar.
“Wilayah-wilayah seperti Ketapang, Kubu Raya, Mempawah, dan sebagian besar Kota Pontianak menunjukkan tingkat kerawanan tertinggi terhadap potensi karhutla,” tambah Daniel.
Baca Juga:Siap-siap Terbang ke Malaysia, AirAsia dan Scoot Buka Rute Internasional dari Pontianak Juli Ini!
BPBD pun mengimbau masyarakat, terutama yang berkegiatan di sektor pertanian dan perkebunan, untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Selain rawan meluas, pembakaran sembarangan berisiko memicu bencana besar dan mencemari udara dengan kabut asap berbahaya.