SuaraKalbar.id - Bagi masyarakat Kalimantan Barat tentu tak asing mendengar nama Christian Mara. Dia adalah seniman musik tradisional Dayak.
Christian Mara mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan musik etnis Dayak. Ia membuat alat musik khas Dayak dan menciptakan lagu.
SuaraKalbar.id berkesempatan mengunjungi rumah sang seniman di Jalan Arteri Supadio, Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (6/11/2020).
Saat melangkah memasuki ruang tamu, terpajang berbagai alat musik dayak tradisional buatan pria yang karib Christian Mara. Mulai dari Sape, Ketobong (gendang panjang), Sobang (bedug), Seruling, Gong, Kenong, Saron, dan Bansilabu (semacam seruling yang dibuat dari tangkai labu).Semuanya terawat meski sudah berumur puluhan tahun.
Mara --sapaan Christian Mara-- lalu mengajak ke luar rumah untuk melihatnya aksinya membuat Sape. Ia nampak fokus membuat alat musik tradisional ini.
Pria paruh baya itu lantas menceritakan awal mula dirinya tertarik dengan alat musik tradisional.
Bermula dari menyaksikan pertunjukan seni saat peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di Kecamatan Jangkang, Kabupaten Sanggau pada tahun 1980-an. Dalam acara tersebut, sering menampilkan pertunjukkan seni tradisional, ia pun tergugah untuk membuat alat musik sendiri.
"Saya sejak kecil sudah senang membuat alat musik tradisional. Sejak saya bisa bergabung dengan orang dewasa saya sering menonton pertunjukan orang main musik waktu 17-an. Dari situ saya pulang ke rumah buat gitar sendiri untuk belajar bermain," ungkapnya.
Setelah dewasa, dia lalu merantau ke Negeri Jiran untuk mencari pengalaman. Sesampainya di sana, ia merasa tak betah. Akhirnya pulang kampung lalu pindah ke Pontianak, membentuk sanggar karena kecintaannya akan seni khususnya musik tradisional.
Baca Juga: Unik, Kini Ada Perhiasan Motif Dayak
"Waktu itu saya masih kerja di Banua indah, saya merantau ke Pontianak sekitar tahun 1982, dan tahun 1986 mulai kami buat musik sambil kami membina sanggar dan mencari akar-akar budaya itu sendiri. Kami melakukan percobaan mula dari sape dan alat gong bahkan alat tradisional beberapa lainya untuk dimainkan," sambungnya.
Semenjak saat itu, Mara yang juga lihai menari dan memainkan alat musik fokus membuat alat musik tradisional Dayak khususnya Sappe.
Sape untuk Acara Adat
Sape menjadi alat musik petik yang wajib dimainkan di setiap perayaan adat untuk memberi hiburan. Namun belum banyak yang tahu, selain untuk menghibur Sape juga dimainkan dimainkan Suku Dayak untuk mengusir hantu, saat upacara kematian.
Alat musik bersenar dan bersuara khas ini, diperkirakan sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Kini, seiring perkembangannya zaman, alat musik Sape dimainkan pada acara kematian hingga tari-tarian banyak acara adat Dayak di Kalimantan Barat.
"Salah satunya untuk orang yang bermain musik selain gong itu alat petik Sape. Kedua gendang yakni musik ketogong itu, itu termasuk alat musik tertua di Borneo pakai kayu berlubang dipadu dengan kulit hewan," katanya kepada SuaraKalbar.id
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
BRI Pertimbangkan Buyback untuk Perkuat Nilai dan Kinerja Berkelanjutan
-
BRI Dorong Ekonomi Hijau Lewat Pameran Tanaman Hias Internasional FLOII Expo 2025
-
BRI Hadirkan Semangat Baru di USS 2025: The Name Got Shorter, The Vision Got Bigger
-
BRImo Makin Gacor, Transaksi Tembus Rp.5000 Triliun
-
KUR BRI: Bukan Sekadar Pinjaman, Tapi Katalis Ekonomi Rakyat