SuaraKalbar.id - Google Maps tak sepenuhnya membantu. Buktinya seorang remaja di Rusia tewas karena cuaca dingin yang ekstrem setelah tersesat ke sebuah daerah akibat mengikuti saran Google Maps.
Menyadur The Sun, Sabtu (12/12/2020) Sergey Ustinov dan temannya Vladislav Istomin, keduanya berusia 18 tahun, tersesat ke sebuah daerah yang sangat dingin dan mengalami masalah pada mobil mereka.
Kedua remaja tersebut tidak mengambil tindakan pencegahan dalam kondisi yang ekstrem dan dengan cepat menderita radang dingin.
Sergey ditemukan membeku di dalam Toyota Chaser miliknya, sementara temannya secara ajaib masih hidup tetapi menderita hipotermia akut.
"Kondisinya sangat memprihatinkan, kami memperjuangkan hidupnya," kata seorang dokter yang menolong remaja tersebut.
Kedua pria itu sedang berkendara dari kota terdingin di dunia Yakutsk ke pelabuhan Magadan dan melalui jalan raya era Stalin yang dikenal sebagai Road of Bones. Seperempat juta orang tewas selama pembangunannya oleh tahanan politik.
Rute yang disarankan Yandex Maps, sebuah layanan peta di Rusia, menunjukkan jarak 1.900 km melalui jalan raya federal Kolyma dan Ust-Nera.
Namun mereka mengikuti Google Maps, yang menawarkan rute yang lebih pendek melalui Tomtor sejauh 1.733 km namun melintasi medan yang tertutup salju. Jalan tersebut ditinggalkan pada tahun 1970-an, menurut laporan yang mengutip penyelidikan polisi.
Setelah terjebak , mereka menyalakan api kecil dan membakar ban agar tetap hangat. Mereka tidak dapat menghubungi layanan darurat karena ponsel mereka rusak.
Baca Juga: Perempuan Ditemukan Tewas di Kamar Mandi, Ada Charger HP Terpasang
Tidak jelas kapan Sergey meninggal, tetapi temannya masih hidup selama beberapa hari sampai dia ditemukan oleh polisi.
"Seorang polisi mendatangi Tomtor, karena ada informasi bahwa mereka terlihat di sana," kata pejabat Komite Investigasi Nadezhda Dvoretskaya. "Polisi mulai mencari dengan dua penduduk setempat, dan pada malam hari mereka menemukan mobil itu." sambungnya.
"Mereka berusaha untuk tetap hangat dengan membakar ban. Tapi ternyata, mereka tidak bisa membuat api besar. Dan mereka tidak bisa melepas sisa ban." jelas Nadezhda Dvoretskaya.
Para remaja itu sebelumnya telah berkendara dari Magadan ke Yakutsk, dan sedang dalam perjalanan pulang.
Penduduk setempat terkejut karena mereka tidak memakai pakaian hangat selama musim dingin di Siberia. "Mereka orang kota," kata seorang penduduk setempat.
"Sekarang di sini sangat dingin, belum -60C tapi di malam dan pagi hari suhunya -57C, dan siang hari suhunya -51C." jelas penduduk setempat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Sungai Brantas Mau Bebas Sampah Popok? Inovasi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Harapan Baru
-
Libur Panjang Maulid Nabi 2025? BRImo Solusi Liburanmu
-
BRI Beri Apresiasi, Direksi Kunjungi Nasabah di Berbagai Daerah pada Hari Pelanggan Nasional
-
Bantuan Modal BRI Ubah Nasib Warung Pecel Sederhana Jadi Kuliner Legendaris di Kota Batu
-
BRImo Tawarkan Voucher Spesial dari Ratusan Merchant Pilihan