SuaraKalbar.id - Desa Ensaid Panjang telah terkenal sebagai penghasil produk tenun ikat berkualitas di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Namun, produk yang dihasilkan masih terbatas dalam bentuk lembaran kain, selendang maupun syal. Masyarakat belum terbiasa menghasilkan produk-produk turunan yang lebih menarik dan dapat dipasarkan secara lebih intensif.
Untuk itu, Kalimantan Forest Project atau biasa dikenal dengan KalFor Project berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sintang, memberikan pelatihan diversifikasi produk tenun ikat di Ensaid Panjang.
Pelatihan yang dilaksanakan selama 5 hari sejak 23 sampai 27 Januari 2021 ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Dra. Yosepha Hasnah.
Dalam sambutannya, Hasnah menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Sintang sangat mendukung pelatihan ini.
Baca Juga: 6 Jenaza Korban Sriwijaya Air Jatuh Tiba di Kalimantan Barat
"Dengan harapan pelatihan ini dapat mendorong keterlibatan generasi muda dalam aktivitas dan regenerasi tradisi tenun di Desa Ensaid Panjang," harap Hasnah, Minggu (24/1/2021).
Pelatihan diversifikasi produk ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas penenun, dalam pengoperasian mesin jahit maupun menciptakan menciptakan inovasi-inovasi baru dalam kreasi produk turunan tenun ikat Ensaid Panjang.
Produk turunan yang dimaksud seperti dompet, cover buku, tas, atau masker dengan harga jual yang bervariasi.
"Melalui pelatihan ini diharapkan para penenun dapat belajar untuk menghasilkan produk turunan yang lebih inovatif. Sehingga dapat dijual sebagai suvenir dengan harga yang bervariasi, bersaing, bermanfaat dan mudah untuk dibawa pulang," harapnya lagi.
Sejatinya, kegiatan ini juga sejalan dengan Pemerintah Kabupaten Sintang yang sedang menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan.
Baca Juga: Pemilik Sanggar Tari Cabuli 9 Murid, Modusnya Bikin Geleng Kepala
“Di satu sisi kita mengupayakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun di sisi lain kita harus tetap menjaga kelestarian lingkungan," kata Hasnah.
Pelaksanaan pelatihan diversifikasi produk tenun ikat ini menjadi bagian dari program pendampingan desa yang difasilitasi KalFor Project. Yaitu pendampingan desa yang inovatif dan berkualitas dalam rangka menjaga areal berhutan di luar kawasan hutan melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Yayasan Solidaridad Network Indonesia selaku NGO pelaksana program pendampingan desa tersebut berkolaborasi dengan Lawe Indonesia dalam menyelenggaraan seri pelatihan ini.
Yayasan Solidaridad berpengalaman dalam pendampingan desa dan peningkatan kapasitas masyarakat, termasuk dalam memotivasi, mendorong dan memperkuat ekonomi desa. Sehingga diyakini dapat berkontribusi dalam mewujudkan desa mandiri.
Sedangkan Lawe Indonesia merupakan komunitas wirausaha sosial berbasis di Yogyakarta, yang berpengalaman dalam mentransformasikan tenunan tangan tradisional di berbagai daerah di Indonesia menjadi produk turunan yang fungsional.
Aktivitasnya dalam pemberdayaan perempuan menawarkan peluang bagi perempuan untuk dapat mengembangkan potensi diri.
Lawe pernah menjadi lokasi tujuan studi banding penenun dari Desa Ensaid Panjang yang difasilitasi KalFor Project pada 2019.
Peserta pelatihan melibatkan ibu-ibu penenun dan generasi muda di Ensaid Panjang. Sebagian penenun ini pernah mengikuti studi banding ke Yogyakarta 2019 dan sangat antusias untuk dapat mengembangkan produk turunan tenun ikat di Ensaid Panjang.
Sementara pelibatan generasi muda menjadi momen penting untuk memberi kesempatan belajar pada anak-anak muda di Ensaid Panjang agar dapat meneruskan tradisi tenun ikat dan memunculkan kreasi-kreasi baru yang lebih inovatif.
Kegiatan pelatihan diversifikasi produk tenun ikat ini juga merupakan salah satu bentuk implementasi mekanisme insentif inovatif, yang dikembangkan KalFor Project dalam pengelolaan areal berhutan di luar kawasan hutan di Kalimantan.
Kontributor : Ocsya Ade CP
Berita Terkait
-
Kabar Gembira! UMK Kalimantan Barat 2025 Dipastikan Naik: Tembus Rp 3,5 Juta?
-
Modal Cuma-Cuma dari Astra, Warga Gang Durian Bertahan Budidaya Ikan Nila Meski Tantangan Menghadang
-
Dimana Lokasi Kantor Desa Mirip Istana Garuda IKN? Publik Terbelah Gegara Desain Kepalanya
-
Ekowisata Penyu Kecamatan Paloh Tingkatkan Pendapatan Masyarakat Setempat
-
Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024 Tekankan Mata Uang dan Kedaulatan, Bidik Daerah 3T Kalimantan Barat
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
-
Nyawa Masyarakat Adat Paser Melayang, Massa Demo Minta Pj Gubernur dan Kapolda Kaltim Dicopot
-
Komersialisasi Bandara IKN Tunggu Revisi Perpres 131/2023, Kata Wamenhub Suntana
Terkini
-
Kasus Korupsi BP2TD Mempawah Terus Berjalan, Polda Kalbar Pastikan Tidak Mandek
-
2 Kios di Sungai Kakap Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
-
Ibu di Sambas Diduga Membunuh Bayi Baru Lahir, Kasus Terbongkar di Puskesmas
-
Bocah 6 Tahun Ditemukan Tewas di Parit Kubu Raya, Diduga Tenggelam Karena Tidak Bisa Berenang
-
Jual Pacar via MiChat, Pria di Singkawang Ditangkap Polisi