SuaraKalbar.id - Puluhan satri gagal terbang dari Kalimantan Barat ke Jawa Timur. Sedianya sebanyak 52 santri terbang menggunakan maskapai Lion Air setelah mudik Lebaran kemarin.
Corporate Communication Stratigic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro buka suara terkait santri gagal terbang ke Jatim.
Ia menerangkan penerbangan dari Bandar Udara Supadio Pontianak di Kubu Raya (PNK) ke Bandar Udara Juanda Surabaya di Sidoarjo (SUB) dengan nomor JT-837, pada Rabu, 26 Mei 2021, dijadwalkan terbang pada 06.45 WIB dan diperkirakan tiba di Juanda pada 08.30 WIB.
"Lion Air pada penerbangan JT-837 berangkat sesuai jadwal (tepat waktu). Lion Air telah mempersiapkan penerbangan sesuai standar operasional prosedur (SOP)," katanya.
Ia menambahkan, counter check-in di bandara, akan tutup 30 menit sebelum waktu keberangkatan, untuk penerbangan domestik dan 45 menit sebelum waktu keberangkatan untuk penerbangan internasional.
Danang mengetahui terkait keluhan 52 calon penumpang yang tidak dapat berangkat dan melapor ke meja pelaporan atau check in counter, pada pukul 06.25 WIB
"Dalam hal ini sudah melewati batas ketentuan (no show gate), yaitu 10 menit dari waktu 30 menit sebelum keberangkatan check in counter ditutup," katanya.
Menurut Danang, Lion Air telah memberikan informasi dan penjelasan terkait dana tiket. Untuk dana tiket, sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu dikarenakan kondisi terlambat melapor, dana tiket refund 10 persen.
Apabila akan melakukan perubahan jadwal keberangkatan (reschedule), dapat membayar sesuai penghitungan, dan apabila ada seat available (tersedia).
Baca Juga: Rapat Kadin Kalimantan Barat Berujung Ricuh, Begini Cerita Lengkapnya
"Dikarenakan 52 orang belum check in, maka statusnya no show check in juga," tutup Danang.
Sebelumnya, salah satu keluarga santri, Lukman mengeluhkan kalau insiden gagal terbang ini bukan karena para santri telat tiba di kawasan bandara. Tapi, karena pelayanan di bandara maupun petugas GeNose C19 belum siap.
Para santri baru mengikuti proses pemeriksaan Covid-19 dengan menggunakan GeNose C19 sebagai syarat bisa terbang, setelah salat Subuh.
Kala itu, kata Lukman pihak maskapai menyampaikan bahwa waktu untuk check ini lewat.
"Padahal pesawatnya tadi itu masih ada," kesal Lukman.
Kontributor : Ocsya Ade CP
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
-
Mikel Merino Hattrick, Spanyol Bantai Turki Setengah Lusin
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
Terkini
-
Sungai Brantas Mau Bebas Sampah Popok? Inovasi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Harapan Baru
-
Libur Panjang Maulid Nabi 2025? BRImo Solusi Liburanmu
-
BRI Beri Apresiasi, Direksi Kunjungi Nasabah di Berbagai Daerah pada Hari Pelanggan Nasional
-
Bantuan Modal BRI Ubah Nasib Warung Pecel Sederhana Jadi Kuliner Legendaris di Kota Batu
-
BRImo Tawarkan Voucher Spesial dari Ratusan Merchant Pilihan