Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Rabu, 26 Mei 2021 | 15:06 WIB
Pesawat Lion Air. (Shutterstock)

SuaraKalbar.id - Puluhan satri gagal terbang dari Kalimantan Barat ke Jawa Timur. Sedianya sebanyak 52 santri terbang menggunakan maskapai Lion Air setelah mudik Lebaran kemarin.

Corporate Communication Stratigic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro buka suara terkait santri gagal terbang ke Jatim.

Ia menerangkan penerbangan dari Bandar Udara Supadio Pontianak di Kubu Raya (PNK) ke Bandar Udara Juanda Surabaya di Sidoarjo (SUB) dengan nomor JT-837, pada Rabu, 26 Mei 2021, dijadwalkan terbang pada 06.45 WIB dan diperkirakan tiba di Juanda pada 08.30 WIB.

"Lion Air pada penerbangan JT-837 berangkat sesuai jadwal (tepat waktu). Lion Air telah mempersiapkan penerbangan sesuai standar operasional prosedur (SOP)," katanya.

Baca Juga: Rapat Kadin Kalimantan Barat Berujung Ricuh, Begini Cerita Lengkapnya

Ia menambahkan, counter check-in di bandara, akan tutup 30 menit sebelum waktu keberangkatan, untuk penerbangan domestik dan 45 menit sebelum waktu keberangkatan untuk penerbangan internasional.

Danang mengetahui terkait keluhan 52 calon penumpang yang tidak dapat berangkat dan melapor ke meja pelaporan atau check in counter, pada pukul 06.25 WIB

Santri yang akan kembali ke pondok pesantren sedang menjalani pemeriksaan GeNose C19 (Suara.com/Ocsya Ade CP)

"Dalam hal ini sudah melewati batas ketentuan (no show gate), yaitu 10 menit dari waktu 30 menit sebelum keberangkatan check in counter ditutup," katanya.

Menurut Danang,  Lion Air telah memberikan informasi dan penjelasan terkait dana tiket. Untuk dana tiket, sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu dikarenakan kondisi terlambat melapor, dana tiket refund 10 persen.

Apabila akan melakukan perubahan jadwal keberangkatan (reschedule), dapat membayar sesuai penghitungan, dan apabila ada seat available (tersedia).

Baca Juga: Dua Bulan Lagi, Kalimantan Barat Diprediksi Panen Durian

"Dikarenakan 52 orang belum check in, maka statusnya no show check in juga," tutup Danang.

Sebelumnya, salah satu keluarga santri, Lukman mengeluhkan kalau insiden gagal terbang ini bukan karena para santri telat tiba di kawasan bandara. Tapi, karena pelayanan di bandara maupun petugas GeNose C19 belum siap.

Para santri baru mengikuti proses pemeriksaan Covid-19 dengan menggunakan GeNose C19 sebagai syarat bisa terbang, setelah salat Subuh.

Kala itu, kata Lukman pihak maskapai menyampaikan bahwa waktu untuk check ini lewat.

"Padahal pesawatnya tadi itu masih ada," kesal Lukman.

Kontributor : Ocsya Ade CP

Load More